TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengklaim telah menggagalkan operasi intelijen militer Ukraina yang bertujuan membajak pesawat tempur Angkatan Udara Rusia.
Operasi intelijen ini diawasi dinas khusus negara-negara NATO. Pernyataan FSB, dulu bernama KGB, diumumkan Senin (25/7/2022).
"Dinas Keamanan Federal Rusia mengungkap dan menghentikan operasi Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina untuk membajak pesawat tempur Pasukan Dirgantara Rusia, yang diawasi oleh layanan khusus NATO," kata FSB dalam sebuah pernyataan.
Perwira intelijen militer Ukraina, mencoba merekrut pilot militer Rusia dengan imbalan uang dan jaminan memperoleh kewarganegaraan salah satu negara Uni Eropa.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-152: Ukraina Klaim akan Rebut Kherson September Mendatang
Baca juga: Amerika Tepergok Impor 39 Ribu Ton Pupuk dari Rusia, Biden Mulai Melunak Terhadap Putin?
Baca juga: Kepala Dinas Intelijen MI6: Setengah dari Mata-mata Rusia di Eropa Diusir Sejak Invasi ke Ukraina
Para perwira Ukraina berusaha membujuk mereka untuk mendaratkan pesawat di lapangan terbang yang dikendalikan militer Ukraina.
Pegawai badan khusus Ukraina yang terlibat dalam operasi ini dan kaki tangan mereka telah diidentifikasi FSB.
Dinas keamanan mengatakan Inggris memberikan bantuan besar ke Kiev dalam operasi ini. Pada saat yang sama, Christo Grozev, Direktur Eksekutif Bellingcat (terdaftar sebagai agen asing di Rusia), berpartisipasi dalam operasi tersebut.
Bellingcat lewat situsnya kerap menyajikan laporan-laporan dan analisis intelijen terkait Rusia dan Ukraina. Laporan Bellingcat kerap dikutip media-media mainstrem barat.
Menurut korespondensi Grozev dengan salah satu peserta operasi, Grozev telah menemukan dua kurir yang bertemu kontak dari Moskow yang disewa intel Ukraina melalui koordinatornya.
Dia membawa uang muka sebesar $4.000 untuk setiap pilot yang setuju untuk membajak pesawat tempur.
Menurut klip video yang diterbitkan pihak berwenang, agen Ukraina mencoba menyuap pilot, menawarkan hingga $2 juta untuk membajak pesawat Su-24, Su-34, atau Tu-22.
Mereka juga mengatakan Uni Eropa telah diberitahu tentang rencana tersebut dan akan memastikan keselamatan mereka jika operasi itu berhasil.
Pada saat yang sama, FSB mencatat seorang perwira Ukraina mengungkapkan selama panggilan telepon sejumlah besar sistem pertahanan udara portabel terkonsentrasi di kota-kota Ukraina.
Sebelumnya, laporan menyatakan NATO dan intel AS khususnya sangat terlibat dalam krisis Ukraina, karena agen mereka dikerahkan untuk mendukung Kiev melawan Moskow.