Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - 'Penginapan penjara' yang baru saja dihuni mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mungkin hanya berjarak kurang dari satu jam perjalanan dari rumahnya di lingkungan Bukit Tunku yang elite di Kuala Lumpur.
Namun penjara yang kini menjadi 'huniannya' adalah dunia yang jauh dari kemewahan yang biasa ia dapatkan.
Perlu diketahui, Najib kehilangan banding terakhirnya atas hukuman 12 tahun penjara pada Selasa lalu.
Ia pun langsung dibawa dengan pengamanan ketat ke penjara terbesar di negara itu di Kajang, sebuah kompleks luas yang terletak di tenggara ibu kota dan menampung hingga 5.000 tahanan dan termasuk fasilitas wanita.
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (25/8/2022), kali pertama dihukum pada Juli 2020, Najib telah dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu banding.
Namun pengadilan tinggi negara itu kemudian menguatkan vonis bersalahnya atas pelanggaran kriminal kepercayaan, penyalahgunaan kekuasaan dan tuduhan pencucian uang, karena secara ilegal menerima sekitar 10 juta dolar Amerika Serikat (AS) dari bekas unit dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Putra Perdana Menteri kedua Malaysia ini telah memegang jabatan sebagai Perdana Menteri sejak 2009 hingga 2018 lalu, namun kemarahan publik atas skandal korupsi multi-miliar dolar di 1MDB akhirnya membawanya pada kekalahan pemilu.
Baca juga: Sehari Setelah Najib Razak Dipenjara, PM Malaysia Hadiri Pertemuan di Markas UMNO
Setelah memiliki pengalaman bermain golf dengan mantan Presiden AS Barack Obama dan Donald Trump serta para pemimpin dunia lainnya, putra bangsawan Melayu lulusan Inggris itu kini akan hidup berdampingan dengan pembunuh dan pengedar narkoba di antara sesama narapidana di Kajang.
Salah satunya adalah Azilah Hadri, ia merupakan anggota detail keamanan Najib sebelum akhirnya dihukum karena pembunuhan terhadap model Mongolia bernama Altantuya Shaariibuu pada 2006.
Azilah saat ini sedang menjalani hukuman dengan pidana hukuman mati, sementara seorang polisi yang dihukum bersamanya mencari perlindungan di Australia.
Dalam pengajuan pengadilan pada 2019, Azilah menyebut Najib memerintahkan pembunuhan itu, sebuah klaim yang secara tegas dibantah oleh Najib.
Pengadilan Federal pun menolak aplikasi Azilah pada 2020.
Di jejaring sosial Facebook, sebuah postingan yang diunggah oleh pengguna lain mengatakan bahwa penjara memberikan hak khusus untuk 'napi VIP' seperti televisi dan AC.
Namun kelompok hak asasi mengatakan bahwa penjara Malaysia sangat buruk karena padat, tidak bersih dan fasilitas medis yang kurang, dengan penyakit menular seperti tuberculosis (TBC) dan kudis yang umum.
Sementara itu, pemimpin oposisi Anwar Ibrahim yang menghabiskan total 8 tahun hukuman pidana di penjara lainnya di Malaysia, mengatakan bahwa ia mengalami kondisi yang tidak manusiawi dan sangat merendahkan, termasuk disuguhi ikan busuk 'sepanjang waktu'.
Kendati demikian, mantan Wakil Perdana Menteri Najib saat masih menjabat, Ahmad Zahid Hamidi, menyampaikan kepada parlemen pada 2016 lalu bahwa Anwar memperoleh hak istimewa berdasarkan saran medis.
Termasuk tempat tidur rumah sakit yang disesuaikan, meja, pancuran air panas, dan diet khusus.
Menurut Ahmad Zahid, Anwar juga diberi akses ke perpustakaan penjara, menerima pengunjung tetap, dan diizinkan pergi untuk melakukan perawatan di rumah sakit, serta menghadiri persidangan.
Saat itu, Anwar dipenjara dua kali atas tuduhan korupsi dan sodomi, yang menurutnya bermotif politik.
Ia pun akhirnya diampuni oleh raja dan dibebaskan beberapa hari setelah Najib kalah dalam pemilihan pada 2018 lalu.
Satu-satunya kemungkinan Najib dapat meninggalkan Kajang adalah saat ia diantar ke pengadilan untuk menghadiri sidang 4 kasus lain terkait korupsi di 1MDB dan lembaga pemerintah lainnya.
Pihak berwenang AS dan Malaysia mengatakan bahwa lebih dari 4,5 miliar dolar AS telah dicuri.
Penyelidik Malaysia mengaku telah melacak lebih dari 1 miliar dolar AS masuk ke rekening bank Najib, namun ia secara tegas membantah melakukan kesalahan dan mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan itu.
Sementara itu, gaya hidup mewah Najib dan keluarganya pun terungkap dengan ditemukannya uang tunai, perhiasan dan barang mewah lainnya senilai sekitar 275 juta dolar AS di tempat tinggal yang digunakan oleh Najib dan keluarganya.
Di sisi lain, istri Najib, Rosmah Mansor, mengaku tidak bersalah dalam kasus korupsi yang tidak terkait dengan 1MDB.
Pengadilan pun akan memberikan putusannya dalam persidangannya pada 1 September mendatang.