Selanjutnya, organisasi regional dan kotamadya serta perusahaan negara diberi wewenang untuk terlibat dalam perdagangan internasional.
Modifikasi ini berusaha untuk memperbaiki kelemahan utama dalam rezim perdagangan luar negeri Soviet, karena tidak adanya komunikasi antara pengguna dan penyedia Soviet serta mitra asing mereka.
UU Koperasi disahkan pada Mei 1988 dan mungkin merupakan perubahan ekonomi Gorbachev yang paling dramatis.
UU mengizinkan kepemilikan kolektif perusahaan di sektor jasa, manufaktur, dan perdagangan luar negeri.
Restoran, toko dan pabrik koperasi menjadi bagian dari lanskap Soviet karena ketentuan ini.
Melalui Perestroika, Gorbachev ingin menjadikan sosialisme sebagai alternatif nyata bagi kapitalisme.
Komponen kedua dari reformasi Gorbachev dikenal sebagai 'Glasnost' yang menghilangkan batasan media dan informasi yang telah menjadi bagian dari masyarakat Soviet sejak era Joseph Stalin.
'Glasnost' atau keterbukaan terkait dengan kebebasan berbicara, tujuan utama dari strategi ini adalah untuk membuat administrasi Uni Soviet transparan dan melonggarkan birokrasi.
Ini mewakili pandangan Gorbachev yang ditafsirkan sebagai peningkatan keterbukaan dan transparansi di lembaga-lembaga Soviet.
Menariknya, ia menerima kritik publik serta paparan media pada tingkat tertentu dengan penurunan sensor dan kebebasan berbagi informasi yang lebih besar.
Informasi tentang kualitas hidup yang dilaporkan lebih baik di AS maupun Eropa Barat dan budaya populer barat telah disampaikan kepada penduduk Soviet.
"Glasnost, kritik dan otokritik bukan sekadar kampanye baru. Mereka telah diproklamirkan dan harus menjadi norma dalam cara hidup Soviet," kata Gorbachev.
Kebijakan keterbukaan yang lebih besar, yakni' Glasnost', pada kenyataannya bersifat politis dan mencerminkan politik nyata dari pemimpin Soviet.
Blok tersebut membutuhkan perubahan dramatis dengan korupsi tingkat tinggi dan ekonomi yang runtuh.
Agar Gorbachev mendapatkan dukungan publik untuk reformasinya, kepemimpinan Soviet harus membiarkan orang melihat secara nyata masalah yang sebelumnya tersembunyi dari pandangan publik.
Akibatnya, pada pertengahan 1980-an, Glasnost diluncurkan sebagai eksperimen berisiko untuk memungkinkan lebih banyak kebebasan, sambil mencoba menjaga kontrol partai atas apa yang boleh dipublikasikan dan apa yang harus dirahasiakan.
Uni Soviet di bawah Perestroika dan Glasnost
Reformasi revolusioner Gorbachev 'Perestroika dan Glasnost' menghasilkan perubahan dramatis tidak hanya secara internal, namun juga mempengaruhi kebijakan luar negeri Uni Soviet.
Menjadi transnasional, kedua reformasi ini menandai awal dari berakhirnya Perang Dingin.
Secara internasional, untuk berhasil mencapai tujuan ambisius Perestroika dan Glasnost, Gorbachev harus membatasi komitmen luar negeri Uni Soviet dan mengurangi pengeluaran militer demi memperlambat kejatuhan ekonomi negara itu.
Hal ini menyebabkan pembukaan kembali pembicaraan persenjataan nuklir dengan AS pada tahun 1987 dan membentuk hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa (UE).
Pada tahun yang sama, Presiden AS saat itu, Ronald Reagan berdiri di dekat Tembok Berlin dan memberikan pidato kepresidenannya yang paling menonjol.
"Tuan Gorbachev, hancurkan tembok ini," kata Reagan.
Pada saat yang sama, Gorbachev menghentikan keterlibatan Soviet di wilayah lain di dunia.
Mulai dari mundur dari Afghanistan, menekan Vietnam untuk meninggalkan Kamboja, membangun kembali hubungan antara China dan Soviet, menarik dukungan untuk pasukan Ethiopia dan Kuba di Angola, memutus bantuan ekonomi ke Kuba dan memindahkan pasukan Soviet dari pulau itu.
Lalu memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel, dan mengutuk invasi Irak ke Kuwait.
Mengenai negara-negara satelit bekas Uni Soviet, strategi pelepasan Gorbachev akan jauh lebih jelas di Eropa, membawa kebebasan ke satelit Soviet pada kemudian hari.
Secara internal, arus informasi yang bebas menghasilkan diskusi publik yang kuat mengenai sejarah Soviet, kekejaman Joseph Stalin, dan efektivitas komunisme, premis fundamental Uni Soviet.
Kebebasan berbicara secara cepat membuka masyarakat, namun transformasi ekonomi dinilai terlalu lambat.
Perestroika gagal merangsang ekonomi Soviet, bahkan kelangkaan pangan dan kebutuhan pokok pun semakin meluas.
Terlepas dari upaya Gorbachev, perubahan yang diterapkan tidak mencapai hasil yang diinginkan.
Perestroika adalah reorganisasi sosialisme negara atau Partai Komunis dan membutuhkan kekuatan serta wewenang pemerintah pusat untuk bisa berfungsi.
Sedangkan Glasnost merupakan tantangan bagi aturan partai, namun Perestroika tidak dapat eksis atau beroperasi tanpa Galsnost.
Reformasi Gorbachev dalam kebijakan Perestroika dan Glasnost melemahkan pemerintah pusat dan menggeser keseimbangan menuju badan lokal dan regional blok Soviet.
Akibatnya, Gorbachev sendiri kehilangan dukungan di dalam Partai Komunis dan penduduk Soviet.
Pada Agustus 1991, sebuah kudeta yang dipimpin oleh kaum reaksioner yang terkait dengan personel KGB tertentu mencoba menggulingkan Gorbachev.
Ia memang tetap berkuasa, namun hanya sementara, karena pada 25 Desember 1991, Gorbachev akhirnya mengundurkan diri.
Inisiatif revolusioner Gorbachev untuk mereformasi Uni Soviet melalui kebijakan Glasnost dan Perestroika-nya dianggap tidak sesuai dengan pemeliharaan rezim Soviet.
Segera setelah pengunduran diri Gorbachev, Uni Soviet pun runtuh dan hanya menjadi sejarah.