Rusia menyebut penyebabnya adalah dari pihak Ukraina sendiri yang enggan mengakhirinya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuding Presiden Volodymyr Zelensky yang menyebabkan pembicaraan perdamaian mentok.
Baca juga: Intelijen Inggris: Armada Laut Hitam Rusia Relokasi Kapal Selamnya dari Semenanjung Krimea
Saat diwawancara kantor berita Interfax, Senin (19/9/2022), Peskov menegaskan, konflik yang telah menewaskan puluhan ribu dari kedua pihak tersebut tak bisa selesai lewat negosiasi.
Ditanya apakah ada jalan menuju penyelesaian diplomatik, Peskov mengatakan bahwa "saat ini, prospek seperti itu tidak dapat diamati," lapor kantor berita tersebut.
Moskow menyalahkan Kiev atas penangguhan pembicaraan damai.
Pada akhir Maret, kedua pihak membahas rancangan perjanjian damai, yang akan menjadikan Ukraina negara netral dengan imbalan jaminan keamanan yang diberikan oleh kekuatan besar dunia.
Baca juga: Ini Daftar Sejumlah Retail Asing yang Putuskan Hengkang dari Rusia
Namun pemerintah Ukraina mengakhiri pembicaraan pada bulan April, setelah menuduh pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang, sebuah tuduhan yang dikatakan Moskow didasarkan pada bukti yang dipalsukan.
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky sejak itu menyatakan bahwa negaranya hanya akan puas dengan mengalahkan Rusia di medan perang dan mendorong pasukannya dari seluruh wilayah yang diklaim oleh Kiev.
Itu termasuk Krimea, bekas wilayah Ukraina yang memisahkan diri pada 2014 setelah kudeta bersenjata di Kiev dan bergabung kembali dengan Rusia.