Pada Selasa (11/10/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow hanya akan menggunakan itu jika negara Rusia menghadapi kehancuran yang akan segera terjadi.
Berbicara di TV pemerintah, dia menuduh Barat mendorong spekulasi palsu tentang niat Kremlin.
Baca juga: 9 Anggota NATO Dukung Ukraina Masuk Aliansi, Takut Jadi Sasaran Rusia Selanjutnya
"Doktrin nuklir Rusia membayangkan tindakan pembalasan eksklusif yang dimaksudkan untuk mencegah penghancuran Federasi Rusia sebagai akibat dari serangan nuklir langsung atau penggunaan senjata lain yang meningkatkan ancaman bagi keberadaan negara Rusia," kata Lavrov.
NATO sebagai sebuah organisasi tidak memiliki senjata apapun.
Senjata nuklir yang secara nominal terkait dengan NATO tetap berada di bawah kendali tegas tiga negara anggota, yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Kelompok Perencanaan Nuklir rahasia aliansi akan bertemu pada hari Kamis.
Lebih lanjut, Stoltenberg menggambarkan pernyataan Putin soal senjata nuklir sebagai ucapan yang berbahaya dan sembrono".
Dia menggarisbawahi bahwa sekutu juga telah menyampaikan dengan jelas kepada Rusia itu akan memiliki konsekuensi yang parah jika Moskow nekat menggunakan senjata nuklir.
"Kami sedang memantau kekuatan nuklir Rusia," kata Stoltenberg.
"Kami belum melihat perubahan apa pun dalam sikap Rusia, tetapi kami tetap waspada."
(Tribunnews.com/Rica Agustina)