News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusia Akan Pasok Bahan Bakar Nuklir ke Bangladesh

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Spesialis Baltijskiy Zavod telah menyelesaikan proses pengisian bahan bakar nuklir ke reaktor kedua dari dua reaktor pelabuhan PLTN Terapung FNPP (Floating Nuclear Power Plant) satu-satunya di dunia “Akademik Lomonosov”, tepatnya tanggal 2 Oktober 2018 yang berbasis di site FSUE Atomflot (anak perusahaan ROSATOM) di Murmansk. Dengan demikian, tahap kedua dari persiapan FNPP tahap kritis pertama telah selesai dilakukan. Semoga menjadi bahan berita yang menarik untuk diterbitkan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Rooppur 2400 MW saat ini sedang dibangun di Bangladesh dengan bantuan Rusia sesuai dengan perjanjian tahun 2015.

Proyek yang didanai Rusia ini akan mulai menghasilkan listrik mulai 2023.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (21/10/2022), Rosatom akan memasok bahan bakar nuklir baru ke PLTN Rooppur yang sedang dibangun mulai Oktober ini.

Hal ini disampaikan CEO Rosatom Aleksey Likhachev kepada Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina pada Kamis kemarin.

Baca juga: Putin Kerahkan 11 Pembom Nuklir di Perbatasan NATO, Geopolitik Eropa Tegang

Likhachev mengatakan bahwa perusahaan ingin 'merayakan kedatangan bahan bakar nuklir baru di Bangladesh' dengan partisipasi Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"Bersama-sama, setiap hari kita bergerak lebih dekat ke peluncuran pembangkit listrik tenaga nuklir yang sangat ditunggu-tunggu oleh rakyat Bangladesh," kata Likhachev.

Ia meyakinkan Hasina tentang reaktor nuklir bertenaga tinggi pabrik yang akan membantunya menghasilkan listrik yang optimal.

"Kami melihat pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Bangladesh secara aktif berkembang, terlepas dari hambatan yang ditimbulkan pandemi bagi kami," jelas Likhachev.

Organisasi yang dikelola pemerintah Rusia juga membuka pusat canggih untuk melatih personel yang mengoperasikan PLTN senilai 12,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Pembangkit ini didasarkan pada reaktor generasi ketiga plus dengan kapasitas pembangkit listrik 2.400 MW, ini akan memainkan peran penting dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat dari negara yang kekurangan energi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini