TRIBUNNEWS.COM - Tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan menelan ratusan korban tewas dan luka-luka, Sabtu (29/10/2022).
Dilansir CNN, Kepala Pemadam Kebakaran Yongsan mengklaim sebagian besar korban tewas merupakan remaja berusia 20-an.
Hingga Minggu (30/10/2022) pagi, update korban tewas dalam tragedi ini diketahui berjumlah 149 dan 76 terluka.
Dari 76 korban terluka, 19 diantaranya luka parah dan 57 lainnya luka ringan.
Kini 19 dari yang terluka berada dalam kondisi serius dan menerima perawatan darurat.
Presiden Korea Selatan mendesak para pejabat untuk segera mengidentifikasi mereka yang tewas, karena banyak orang masih belum ditemukan.
Baca juga: Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea: Reaksi Dunia hingga Situasi di Sekitar Lokasi Usai Insiden
Korban Tewas karena Terinjak
Dokumenter Tragedi Halloween Itaewon Tayang Pekan Depan, Festival Korsel yang Tewaskan Ratusan Orang
Dokumenter Tragedi Halloween Itaewon Tayang 17 Oktober 2023, Festival Korsel yang Tewaskan 159 Orang
Diketahui, ini merupakan acara Halloween pertama di Seoul dalam tiga tahun setelah negara itu mencabut pembatasan Covid-19.
Sehingga banyak orang yang antusias berpartisipasi dalam acara ini dan menimbulkan kerumunan.
Kerumunan terjadi diduga karena isu tentang kehadiran artis tak dikenal di kawasan malam Itaewon saat Halloween.
Dilansir BBC pada Sabtu (29/10/2022), tersebar di media sosial bahwa kondisi di kawasan Itaewon sangat ramai.
Para korban meninggal diduga akibat berdesakan dalam kerumunan massa.
Para pejabat sebelumnya mengatakan, 50 orang mengalami serangan jantung karena berdesakan dan kekurangan oksigen.
Lebih dari 140 ambulans dikirim ke tempat kejadian untuk mengevakuasi para korban.
Lebih dari 800 personel layanan darurat dikerahkan ke jalan untuk merawat yang terluka, termasuk semua personel yang tersedia di Seoul.
Distrik Itaewon sendiri adalah tujuan populer bagi orang-orang yang merayakan Halloween di ibu kota Korea Selatan.
Adapun penyebab tragedi pesta Halloween di Itaewon ini masih dalam penyelidikan otoritas setempat.
(Tribunnews.com/Milani Resti)