Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Kudeta di Istana Mekkah 

Saad Al-Jabri Lolos dari Turki, Sembunyi di Kanada dan Kini di Amerika

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah gambar selebaran yang dirilis oleh Istana Kerajaan Saudi pada 15 Juli 2022, menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (kanan) bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Istana Al-Salam di pelabuhan Laut Merah Jeddah.
Sebuah gambar selebaran yang dirilis oleh Istana Kerajaan Saudi pada 15 Juli 2022, menunjukkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (kanan) bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Istana Al-Salam di pelabuhan Laut Merah Jeddah.

Berikutnya juga datang ketika Interpol menolak permintaan Saudi agar Al-Jabri ditangkap di luar negeri.

Pesan dalam dokumen tersebut diautentikasi ahli forensik digital yang disewa Norton Rose Fulbright, firma hukum internasional yang mewakili Al-Jabri, sebagai pemilik iPhone yang diselidiki.

Tim Al-Jabri secara terpisah membagikan kepada Anuj Chopra dari Guardian, beberapa pesan yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Selama beberapa decade perjalanan Kerajaan Saudi Arabia, tahta telah berpindah secara menyamping di antara putra-putra Abdulaziz Al Saud, pendiri negara Saudi modern.

Prosesi itu memastikan keseimbangan kekuatan yang halus antara berbagai cabang keluarga kerajaan yang luas.

Kombinasi gambar yang dibuat pada 26 Februari 2021 ini menunjukkan Presiden AS Joe Biden berbicara dalam sebuah acara di Washington, DC, pada 25 Februari 2021; Jurnalis Saudi Jamal Khashoggi menghadiri konferensi pers di ibu kota Bahrain, Manama, pada 15 Desember 2014; Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berpidato dalam konferensi pers jarak jauh di KTT G20 di Riyadh pada 22 November 2020. Direktur intelijen nasional AS diperkirakan akan merilis laporan yang memberatkan hari ini pada 26 Februari 2021 yang menunjuk Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman atas pembunuhan brutal dan pemotongan jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi pada Oktober 2018. (MOHAMMED AL-SHAIKH, SAUL LOEB, BANDAR AL-JALOUD / AFP / ISTANA KERAJAAN SAUDI)

Suksesi ke Pangeran Mohammad bin Nayef akan melihat mahkota diturunkan ke generasi di bawahnya putra-putra Abdul Azis untuk pertama kalinya.

Jalurnya ke cabang keluarga yang berbeda, guna menjaga keseimbangan yang rapuh itu di antara klan bani Saud.

Namun kemudian terjadilah kudeta istana – yang tidak hanya menyingkirkan saingan utama MBS, tetapi juga menghancurkan model suksesi lama yang menghargai senioritas dan konsensus dalam keluarga.

Kali ini suksesi dipaksakan peralihan kekuasaan langsung dari ayah ke anak laki-laki dalam satu cabang keluarga.

Itu memungkinkan Pangeran MBS mengumpulkan lebih banyak kekuatan daripada penguasa sebelumnya, bahkan sebelum dia secara resmi naik tahta.

Kudeta tersebut merupakan puncak permusuhan selama berbulan-bulan antara MBS dan Nayef.

Salah satu poin utama konflik adalah persaingan mereka mendapatkan dukungan dari pemerintahan Presiden Donald Trump di Washington.

Orang-orang yang dekat dengan Nayef mengatakan mendengarkan percakapan telepon MBS dengan para pembantu Trump. seperti Jared Kushner, menantu Trump dan para penasihat Gedung Putih.

Pengintaian itu membantu melacak manuver Pangeran MBS di Washington.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini