Tak lama kemudian, semua faksi perlawanan Palestina mengeluarkan pernyataan mengutuk agresi pendudukan Israel dan pembunuhan tokoh dan pemimpin perlawanan, serta memperkuat persatuan perlawanan terhadap agresor Israel.
Brigade Al-Quds, sayap militer PIJ, mulai menanggapi agresi yang dilakukan oleh pendudukan Israel di Jalur Gaza, yang telah membunuh lebih dari selusin warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Roket jatuh di area terbuka dekat perbatasan Jalur Gaza, tidak jauh dari (pemukiman) Nahal Oz, di barat laut gurun Al-Naqab.
Peluncuran roket dari Gaza terjadi sekitar tiga hari setelah pembunuhan terhadap Komandan Brigade Jenin Muhammad Ayman al-Saadi.
Kekerasan terus meningkat di Tepi Barat maupun Jalur Gaza yang terisolasi, menyusul peledakan bom di Jerusalem beberapa waktu lalu.
Pada 2 Desember, seorang petugas Polisi Perbatasan Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina yang diduga melakukan serangan penikaman di kota Hawara, Tepi Barat utara.
Polisi Perbatasan mengatakan dalam pernyataan awal salah satu timnya sedang beroperasi di Hawara ketika tersangka menyerang dengan pisau dan berhasil melukai seorang petugas.
Mereka menambahkan tersangka kemudian "dilumpuhkan" petugas lain.
Dalam pernyataan selanjutnya, polisi mengatakan tersangka mencoba memasuki kendaraan petugas Israel.
Ketika mencoba menerobos pintu yang terkunci, salah satu penumpang, seorang perwira militer yang sedang tidak bertugas, menembak dan tampaknya melukai pria itu.
Tersangka kemudian berlari ke petugas Polisi Perbatasan terdekat dan menikamnya.
Rekaman yang diposting ke media sosial menunjukkan seorang petugas Polisi Perbatasan mencoba untuk menangkap tersangka.
Petugas kemudian mengeluarkan pistol dan menembak empat kali dari jarak dekat, membunuh tersangka di tempat.
Petugas yang terluka dalam serangan penikaman dievakuasi untuk perawatan medis, begitu pula petugas yang kemudian membunuh tersangka.