TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara mengecam rencana pembangunan militer Jepang.
Pyongyang juga menjanjikan mengambil tindakan terhadap "pilihan salah dan berbahaya" Tokyo untuk meningkatkan sektor pertahanannya.
Pernyataan itu dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada Selasa (20/12/2022).
Seruan Korea Utara datang beberapa hari setelah Jepang meluncurkan strategi keamanan baru senilai 320 miliar dolar Amerika.
Lebih jauh, rencana tersebut menguraikan bahwa Jepang berupaya meningkatkan kemampuan serangan balik dan untuk menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh China, Rusia, dan Korea Utara.
Dilansir Al Jazeera, strategi militer yang disusun untuk jangka waktu loma tahun itu akan membuat Jepang menjadi pembelanja militer terbesar ketiga di dunia.
Baca juga: Korea Utara Luncurkan Roket untuk Uji Coba Satelit Pengintai, Potret Kota Seoul jadi Contoh
Untuk dicatat, posisi pertama dan kedua ditempati oleh Amerika Serikat (AS) lalu China.
"Strategi keamanan baru Jepang secara efektif meresmikan kebijakan agresi baru," kata juru bicara kementerian luar negeri Pyongyang dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara.
"Secara mendasar mengubah lingkungan keamanan Asia Timur," imbuhnya.
"Menanggapi langkah Jepang untuk mewujudkan ambisi tidak adil dan berlebihan, Korea Utara akan terus menunjukkan betapa prihatin dan tidak senangnya kami dengan tindakan praktis," kata juru bicara tersebut.
Kecam AS yang dinilai menghasut rencana Tokyo
Pejabat tinggi Pyongyang itu juga mengecam AS karena meninggikan dan menghasut rencana persenjataan kembali dan invasi ulang pemerintah Jepang.
Baca juga: Korea Utara Uji Coba 2 Rudal Balistik, Korea Selatan dan Jepang Ajukan Protes
Dia menambahkan bahwa Washington tidak berhak mengangkat masalah dengan upaya Pyongyang untuk memperkuat pertahanannya sendiri.
Peluncuran rudal balistik