Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Gempa bumi berkekuatan 6,3 skala richter kembali melanda Turki selatan pada Senin kemarin, tepat dua pekan setelah negara itu diguncang gempa mematikan berkekuatan 7,8 skala richter.
Pada Senin dini hari waktu setempat, gempa ini menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai ratusan lainnya.
Mirisnya, dua pekan sebelumnya, gempa besar secara total telah menewaskan puluhan ribu orang di Turki dan Suriah.
Baca juga: Gempa Turki-Suriah, Presiden Erdogan akan Bangun 200.000 Rumah, Rekonstruksi Dimulai Maret 2023
Badan Penanggulangan Bencana dan Darurat Turki (AFAD) pun pada Senin kemarin mengatakan bahwa gempa baru itu melanda provinsi Hatay selatan Turki, dekat perbatasan Suriah.
Pusat gempa berada di distrik Defne provinsi itu.
Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Ankara Turki, Lalu M Iqbal pun membenarkan bahwa memang telah terjadi gempa pada Senin dini hari waktu setempat.
"Iya betul itu gempa baru, sampai jam 3 pagi masih ada aftershock," jelas Dubes Lalu, dalam pesan singkatnya.
Kendati demikian, tim relawan Indonesia yang berada di sana sejak beberapa hari lalu untuk membantu mengevakuasi korban Warga Negara Asing (WNA) maupun Warga Negara Indonesia (WNI), kini dalam kondisi baik-baik saja.
Hal itu karena mayoritas tim relawan telah berada di lapangan.
"Semua tim Indonesia dalam keadaan baik, karena sebagian besar sudah tinggal di lapangan," jelas Dubes Lalu.
Baca juga: Asesmen Pemulangan WNI Korban Gempa Turki-Suriah, Menko PMK dan Kepala BNPB ke Lokasi Hari Ini
Korban Gempa Turki Mencapai 46.000
Sudah memasuki hari ke-15 pascagempa dahsyat mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu.
Pada Minggu (19/2/2023), korban tewas yang dilaporkan kedua negara mencapai 46.442 orang.