Kurikulum itu tidak mencantumkan usia minimal siswa yang dapat menerima materi seperti itu dan hanya memuat perintah untuk diajarkan di sekolah.
Baca juga: Jangan Merasa Tabu Beri Edukasi Seks Pada Anak, Dokter Boyke: Bisa Hindari Predator dan Pelecehan
Orang Tua Membuat Petisi
Sebuah petisi dari orang tua para siswa menuntut agar guru waria itu diberhentikan, termasuk materi edukasi seks.
"Mengapa guru ini diizinkan membahas masalah gender kepada audiens anak yang tidak pantas dan dilakukan oleh orang dewasa yang tidak berpengalaman dan tidak terlatih?" isi petisi itu yang ditandatangani oelh lebih dari 500 orang, dikutip dari Telegraph.
Program edukasi seks seperti ini sudah diterapkan di sejumlah sekolah di Inggris dan Amerika, namun sering mendapat pertentangan dari orang tua.
Sementara itu, Isle of Man menggunakan program edukasi seks dari Skotlandia yang akhirnya menimbulkan kecaman karena dianggap menormalkan seks di bawah umur.
Isle of Man yang ketergantungan pada Kerajaan Inggris memperkenalkan kurikulum pendidikan seks baru pada September 2022.
Baca juga: Kemendikbudristek: Kepala Sekolah Harus Beri Contoh dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Guru Lainnya Merasa Tidak Nyaman
Berdasarkan model kontroversial yang diajarkan di Skotlandia, kurikulum tersebut tidak bisa diterima di kalangan guru.
Misalnya, seorang guru dilaporkan merasa sangat tidak nyaman dengan isinya.
Bahkan, dia mengatakan kepada siswanya agar tidak mendengarkan apa yang ia ajarkan.
"Saya harus mengajarkan ini pada kalian. Saya rasa ini salah, karena kalian belum siap menerima pelajaran ini," kata guru itu pada para siswa kelas 7 yang berumur 11 tahun, dikutip dari RT.
"Jadi, saya minta kalian duduk di kursi masing-masing dan mewarnai buku kalian, sementara saya akan berdiri di sini untuk mengajar karena merupakan kewajiban saya. Namun, saya mohon jangan dengarkan saya," lanjutnya.
Departemen Pendidikan Isle of Man menanggapi petisi dan masalah ini dengan menghentikan semua edukasi seks di sekolah dasar dan menengah sampai tinjauan independen dilakukan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)