TRIBUNNEWS.COM - Presiden China, Xi Jinping mencalonkan Li Qiang (63) menjadi perdana menteri.
Pencalonan ini dilakukan dalam pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional, lapor kantor berita resmi Xinhua.
Li Qiang akan menggantikan Li Keqiang yang menjabat sebagai perdana menteri sejak 2013.
Dikutip Guardian, Li Qiang adalah mantan ketua Partai Komunis Shanghai.
Li Keqiang telah menjadi perdana menteri selama dua periode dengan masa jabatan lima tahun.
Li Qiang adalah sekutu dekat Xi Jinping .
Ia menjabat sebagai kepala staf pada 2004 -2007 ketika Xi Jinping menjadi sekretaris partai provinsi di Provinsi Zhejiang, China timur.
Baca juga: Xi Jinping Resmi jadi Presiden 3 Periode, Menjadi Sejarah Baru Bagi China
Xi Jinping memasang deretan loyalis di posisi kunci di tengah perombakan pemerintah terbesar dalam satu dekade.
Pada Sabtu (11/3/2023), Liu Jinguo dinominasikan sebagai calon direktur Komisi Pengawasan Nasional yang mengawasi pekerjaan antikorupsi pemerintah.
Secara terpisah, Zhang Jun dicalonkan sebagai calon presiden pengadilan rakyat tertinggi.
Dikutip CGTN, Ying Yong dinominasikan sebagai calon jaksa agung dari kejaksaan rakyat tertinggi China.
Sejarah baru China, Xi Jinping duduki kursi kepresidenan ketiga kalinya
Xi Jinping berhasil kembali mengamankan kursi kepresidenan China pada Jumat (10/3/2023).
Ia kembali menjadi Presiden China setelah parlemen memilihnya untuk menduduki kursi kepresidenan.
Baca juga: China Tetapkan Xi Jinping Jadi Presiden 3 Periode, Pertama Dalam Sejarah
Hal ini menjadi sejarah baru bagi China, karena tidak ada presiden yang mampu menduduki masa jabatan selama Xi Jin Ping.
Dikutip dari CNA, Xi Jinping juga menerima suara bulat untuk masa jabatan ketiga sebagai ketua Komisi Militer Pusat negara itu.
Setelah terpilih kembali, Xi mengangkat tangan kanannya dan meletakkan tangan kirinya di atas salinan kulit merah konstitusi China.
"Saya bersumpah akan setia pada konstitusi Republik Rakyat Tiongkok, menjunjung tinggi wibawa konstitusi, menjalankan kewajiban undang-undang, setia kepada ibu pertiwi, setia kepada rakyat," kata Xi Jinping.
Dalam sumpahnya, ia bersumpah untuk membangun negara sosialis modern yang makmur, kuat, demokratis, beradab, harmonis, dan hebat.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Whiesa)