Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Puluhan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa di kota Yerusalem.
Seperti dilaporkan kantor berita Palestina WAFA pada Selasa kemarin, mengutip sumber informasi tersebut.
Menurut laporan itu, pasukan Israel menyerbu aula salat masjid itu pada Selasa malam dan menyerang warga Palestina menggunakan granat kejut, gas, peluru karet, pentungan dan senapan.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (5/4/2023), Direktur Pusat Studi Tahanan Palestina Riyad Al-Ashqar mengatakan bahwa pasukan Israel menahan lebih dari 200 warga Palestina selama penggerebekan.
Baca juga: Tentara Israel Tembak Mati Pria Palestina saat Mengemudi di Tepi Barat
Banyak diantara mereka, kata dia, dibawa ke pangkalan militer Israel di kota Anata di kegubernuran Yerusalem.
"Sejumlah orang yang terluka di Masjid Al-Aqsa membutuhkan perawatan segera," kata Al-Ashqar.
Ia menambahkan bahwa Israel menolak memberikan perawatan medis atau memindahkan mereka ke rumah sakit.
Media Palestina melaporkan bahwa aksi protes dimulai di beberapa kota di Tepi Barat setelah tindakan penggerebekan tersebut.
Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan bahwa apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa adalah 'kejahatan besar terhadap jamaah'.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Yordania mengutuk keras serangan Israel.
Begitu pula dengan Mesir yang mengutuk keras serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan menuntut agar semua serangan terhadap jemaah segera dihentikan.
"Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri pada Rabu pagi, 5 April, Republik Arab Mesir mengecam keras penyerbuan Masjid Al-Aqsha oleh pasukan Israel, diikuti oleh serangan terang-terangan, yang mengakibatkan banyak korban di kalangan jamaah," kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataan resminya.
Menurut pernyataan itu, Mesir menuntut agar semua serangan terhadap jamaah segera dihentikan.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa tindakan Israel tersebut dapat merusak upaya perdamaian, di mana Mesir berpartisipasi bersama dengan mitra regional dan internasional.