Macron dijadwalkan melakukan perjalanan dari Beijing ke Guangzhou bersama Xi Jinping pada Jumat waktu setempat untuk pembicaraan lebih lanjut dan makan malam pribadi.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang dibawa Macron untuk 'menampilkan persatuan Eropa' turut bertemu dengan Xi Jinping pada Kamis kemarin, namun tidak disertakan dalam banyak pertemuan bilateral.
Tampil dalam konferensi pers sendirian pada Kamis malam, Von der Leyen mengulangi poin pembicaraan antara Uni Eropa (UE) tanpa banyak memperhatikan tuan rumahnya.
Ia mengungkit Taiwan, mengatakan bahwa setiap ancaman kekerasan untuk mengubah statusnya 'tidak dapat diterima'.
Pejabat UE ini juga berpendapat bahwa memberikan senjata ke Rusia akan 'secara signifikan merusak hubungan antara UE dan China'.
Ia berharap China 'memainkan perannya dan mempromosikan perdamaian yang adil, yang menghormati kedaulatan teritorial Ukraina'.