TRIBUNNEWS.COM - Mantan perwira intelijen Rusia, Vladislav Ammosov, membelot ke Ukraina untuk melawan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Musuh tanah air saya adalah orang-orang yang mendukung rezim Putin," katanya kepada wartawan lokal, Selasa (11/4/2023).
Ia juga menggarisbawahi pernyataan propaganda Kremlin, yang menyebut Ukraina adalah negara fasis.
"Lucu, karena tidak ada negara yang lebih fasis selain Rusia," katanya.
Vladislav Ammosov kini memimpin Batalion Siberia miliknya, yang siap dikerahkan ke wilayah Rusia sebagai bagian dari sabotase dan pengintaian untuk menghancurkan musuh.
Batalion Siberia itu terdiri dari para pembelot Rusia dari berbagai etnis, dikutip dari TVP World.
Baca juga: 5 Hal soal Rusia di Dokumen Rahasia AS yang Bocor, Bukti Intelijen AS Awasi Militer Kremlin
Ia mengatakan, etnis minoritas di Rusia diperlakukan seperi warga negara kelas dua.
Dia sendiri berasal dari kota Yakutsk di Siberia.
Media Ukraina, Focus, melaporkan masih belum jelas bagaimana batalion itu disiapkan.
Seorang kolonel di tentara cadangan Ukraina, Oleg Zhdanov mengatakan, unit yang telah disiapkan Vladislav Ammosov mungkin mirip dengan perusahaan militer swasta pro-Rusia, Wagner Group.
Namun, katanya, unit yang disiapkan Vladislav Ammosov akan mampu menyabotase Rusia dari dalam.
Vladislav Ammosov mengatakan, batalionnya dapat melakukan pembunuhan, penculikan, dan penyerangan.
Vladislav Ammosov bertugas di GRU, sayap intelijen militer Rusia, selama 15 tahun sebelum pindah ke Eropa.
Baca juga: Departemen Luar Negeri AS Menyatakan Jurnalis Evan Gershkovich Ditahan secara Tidak Sah oleh Rusia
Kisah Vladislav Ammosov