Dia juga mengatakan, pasokan yang didistribusikan WHO ke fasilitas kesehatan sebelum eskalasi konflik baru-baru ini telah habis.
"Rumah sakit-rumah sakit di Khartoum yang menerima warga sipil yang terluka melaporkan kekurangan tenaga medis dan pasokan medis yang dapat menyelamatkan nyawa," ungkap Ghebreyesus.
Selain itu, ada kekurangan bahan bakar untuk generator rumah sakit, dan pemadaman listrik serta air yang dilaporkan telah mempengaruhi fungsi fasilitas kesehatan.
"Dilaporkan juga bahwa beberapa rumah sakit telah ditutup, atau hampir ditutup, karena serangan dan kurangnya tenaga medis dan pasokan medis," tambah kepala WHO.
Baca juga: PBB: Lebih dari 180 Orang Tewas Dalam Pertempuran di Sudan
Pada webinar yang sama, Ghebreyesus juga mengungkapkan ia "sangat kecewa" atas larangan Taliban terhadap perempuan Afghanistan untuk bekerja dengan PBB di negara tersebut.
"Saya menyerukan kepada Taliban untuk memikirkan kembali keputusan yang secara besar-besaran akan mengurangi akses terhadap layanan kesehatan dan hanya akan merugikan rakyat Afghanistan," katanya.
"Anggota staf dan petugas kesehatan perempuan sangat penting untuk memberikan layanan kesehatan yang menyelamatkan nyawa bagi mereka yang membutuhkan," pungkas Ghebreyesus.