News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Buruh

Aksi Protes Bertepatan dengan Hari Buruh di Prancis Berujung Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pengunjuk rasa, dikelilingi oleh gas air mata, mengendarai skuter selama demonstrasi pada May Day (Hari Buruh) di Paris, Prancis, pada 1 Mei 2023. Serikat pekerja Prancis menggelar aksi protes pada Hari Buruh 1 Mei 2023, menolak kenaikan usia pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun.

Mereka memprotes paket tenaga kerja yang disetujui oleh pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Giorgia Meloni.

Di Turin, Italia, pengunjuk rasa berbaris dengan boneka Meloni mengangkat lengannya untuk memberi hormat fasis.

Selama demo di Zurich, Swiss, para pengunjuk rasa melemparkan balon air ke layanan darurat.

Jendela setidaknya dua bank dihancurkan dan beberapa properti dicat dengan cat semprot, kata polisi.

Macron mengatakan reformasi Prancis diperlukan untuk membantu menopang salah satu sistem pensiun paling dermawan di dunia industri.

Pembayaran pensiun Prancis sebagai bagian dari pendapatan pra-pensiun terbilang lebih tinggi daripada di tempat lain.

Pria Prancis biasanya menghabiskan waktu pensiun lebih lama daripada di negara Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) lainnya.

Serikat pekerja mengatakan uang itu dapat ditemukan di tempat lain.

Seorang pengunjuk rasa, dikelilingi oleh gas air mata, mengendarai skuter selama demonstrasi pada May Day (Hari Buruh) di Paris, Prancis, pada 1 Mei 2023. (GEOFFROY VAN DER HASSELT / AFP)

Baca juga: Sempat Ditangkap karena Diduga Sebagai Penyusup, 8 Peserta Demo Hari Buruh di Makassar Dipulangkan

Pensiunan pekerja logam Michel Maingy mengatakan dia merasa pertempuran atas pensiun telah hilang.

Meski begitu, masih ada pertarungan yang harus dimenangkan dalam negosiasi mengenai kondisi kerja, katanya.

“Sedikit demi sedikit, kami akan kembali ke jalur yang benar. Kita harus tetap tegak,” katanya menjelang protes di Nantes.

Pemerintah Macron, yang tidak memiliki mayoritas pekerja di parlemen, mendorong undang-undang pensiun tanpa pemungutan suara akhir karena kurangnya dukungan lintas partai.

Pengerasan oposisi politik berisiko memperumit sisa agenda reformasinya, termasuk undang-undang ketenagakerjaan yang mengharuskan mereka yang menerima tunjangan kesejahteraan minimum untuk bekerja atau mendapatkan pelatihan selama 15-20 jam per minggu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini