TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin dari Korea Selatan dan Jepang menggelar pertemuan pada hari Minggu (7/5/2023) untuk mendorong hubungan bilateral yang lebih dekat serta melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara.
Mengutip Independent, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tiba di Korea Selatan dalam agenda kunjungan dua hari untuk bertemu dengan Presiden Yoon Suk Yeol.
Kunjungan tersebut adalah kunjungan pertama pemimpin Jepang ke Seoul dalam 12 tahun terakhir.
Yoon Suk Yeol sebelumnya berkunjung ke Tokyo pada bulan Maret.
Kunjungan bilateral bolak-balik antara kedua negara berakhir pada tahun 2011 karena masalah sejarah.
“Butuh 12 tahun untuk memulihkan ‘diplomasi ulang-alik’ tetapi pertukaran kunjungan kami membutuhkan waktu kurang dari dua bulan,” kata Yoon Suk Yeol di awal pertemuan itu.
Baca juga: Status Virus Corona di Jepang Masuk Kategori 5, Dianggap Sama Seperti Sakit Flu Biasa
“Saya pikir ini menegaskan bahwa hubungan Korea Selatan-Jepang, yang baru saja dimulai, bergerak maju dengan cepat.”
Kedua pemimpin tersebut menyepakati kerja sama trilateral dengan AS untuk melawan ancaman nuklir Korea Utara.
“Situasi internasional di sekitar kita membuat kerja sama antara Jepang dan Korea Selatan semakin penting,” kata Fumio Kishida.
Fumio Kishida menyebut Korea Utara sebagai "ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan tidak hanya bagi Korea Selatan dan Jepang, tetapi seluruh dunia".
Yoon Suk Yeol membalas dengan mengatakan dia terbuka untuk Jepang bergabung dengan kerangka kerja perencanaan nuklir yang baru-baru ini disepakati negaranya dengan AS untuk melawan Pyongyang.
Dia menambahkan bahwa dirinya merasakan tanggung jawab untuk menciptakan hubungan yang sehat dalam ikatan bilateral mereka yang bahkan lebih baik dari masa-masa indah di masa lalu.
Fumio Kishida berterima kasih kepada Yoon Suk Yeol atas sambutan hangatnya di Seoul.
Ia senang kedua negara memulihkan diplomasi di antara mereka.