Dikenal sebagai infrasonik, fenomena ini tidak terdengar oleh telinga manusia.
Bowman dan teman-temannya sebelumnya telah menerbangkan kamera pada balon cuaca "untuk memotret langit hitam di atas dan Bumi jauh di bawah" dan berhasil membuat balon surya mereka sendiri.
Baca juga: Ilmuwan Australia Kembangkan Robot untuk Pantau Keamanan di Fasilitas Nuklir
Dia mengusulkan untuk memasang perekam infrasonik ke balon untuk merekam suara gunung berapi.
Tapi kemudian dia dan penasihatnya Jonathan Lees dari University of North Carolina, Chapel Hill menyadari bahwa tidak ada yang mencoba memasang mikrofon di balon stratosfer selama setengah abad.
"Jadi kami berputar untuk mengeksplorasi apa yang bisa dilakukan platform baru ini," kata Bowman, dikutip dari CNN.
Lees adalah profesor ilmu Bumi, kelautan, dan lingkungan yang meneliti seismologi dan vulkanologi.
Balon dapat mengambil sensor dua kali lebih tinggi dari jet komersial yang dapat terbang.
Baca juga: Ilmuwan Rusia Kembangkan Pemijat Robotik untuk Kosmonot
"Pada balon surya kami, kami telah merekam ledakan kimia di permukaan dan terkubur, guntur, gelombang laut bertabrakan, pesawat baling-baling, suara kota, peluncuran roket suborbital, gempa bumi, dan bahkan mungkin kereta barang dan pesawat jet," kata Bowman melalui email.
"Kami juga merekam suara yang asalnya tidak jelas," lanjutnya.
Penemuan ini dibagikan pada hari Kamis (11/5/2023) di Pertemuan ke-184 Acoustical Society of America di Chicago.
Rekaman yang dibagikan Bowman dari balon NASA yang mengelilingi Antartika berisi infrasonik gelombang laut yang bertabrakan, yang terdengar seperti desahan terus menerus.
Tapi suara lainnya yang ditemukan Bowman di stratosfer Bumi tidak diketahui asalnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)