TRIBUNNEWS.COM - Sebuah roket telah ditembakkan ke Israel selatan dari Jalur Gaza, kata militer Israel.
Serangan tersebut terjadi sehari setelah gencatan senjata yang dimediasi Mesir mengakhiri pertempuran lintas-perbatasan yang intens selama lima hari.
Tak lama kemudian, ledakan terdengar di Gaza utara.
Kelompok Palestina Hamas, yang menguasai wilayah yang terkepung, melaporkan bahwa sebuah pos terdepan telah diserang oleh Israel. Namun, tidak ada komentar segera dari militer Israel.
Dilansir Al Jazeera, Hamas mengatakan di stasiun radio Voice of Al-Aqsa bahwa roket yang diluncurkan dari Gaza adalah karena "kesalahan teknis" dan mengklaim masih menjunjung tinggi gencatan senjata.
Sirene berbunyi tepat sebelum matahari terbenam di sejumlah kota Israel selatan, membuat penduduk berlarian mencari perlindungan meskipun gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 22:00 waktu setempat (19:00 GMT) pada Sabtu (13/5/2023).
Baca juga: Mesir Jadi Mediator, Israel dan Jihad Islam Palestina di Gaza Sepakati Gencatan Senjata
Militer Israel mengatakan satu roket yang ditembakkan dari Gaza menghantam area terbuka.
Serangan baru itu terjadi setelah Kairo, yang menengahi gencatan senjata antara Israel dan gerakan Jihad Islam Palestina di Gaza, meminta semua pihak untuk mematuhi perjanjian tersebut.
Sedikitnya 33 warga Palestina, termasuk anak-anak, telah tewas dan 147 terluka di daerah kantong yang terkepung sejak pengeboman dimulai pada Selasa.
Satu orang Israel juga telah terbunuh.
"Pertempuran itu mengakibatkan kerusakan infrastruktur penting di Jalur Gaza," kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Direktur Palestina dan Israel dari Human Rights Watch, Omar Shakir, memperingatkan pada hari Sabtu bahwa gencatan senjata di Gaza yang mempertahankan status quo di kantong pesisir tidak akan dapat dipertahankan selama pengepungan dan pendudukan Israel berlanjut.
Mesir jadi mediator
Lebih jauh, Mesir meminta semua pihak untuk mematuhi perjanjian tersebut, lapor saluran televisi Mesir, Al-Qahera News, Sabtu (13/5/2023).