TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita di Ekuador ditemukan masih hidup dan bernapas sesaat sebelum dia akan dimakamkan.
Dilaporkan BBC, wanita bernama Bella Montoya meninggal pekan lalu karena stroke pada usia 76 tahun.
Sertifikat kematiannya menyebut Bella Montoya mengalami 'henti jantung karena menderita penyakit serebrovaskular yang tidak ditentukan'.
Keluarganya pun dengan segera menggelar upacara pemakaman untuknya.
Bella Montoya sempat menghabiskan beberapa jam di dalam peti matinya sebelum akhirnya bangun pada Jumat (9/6/2023) malam.
Ketika kerabat memulai proses mengganti pakaiannya untuk mempersiapkan penguburannya, mereka melihat Bella menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Baca juga: Wanita di India Dikira Sudah Meninggal akibat Covid-19, Tiba-tiba Bangun Sesaat Sebelum Dikremasi
Putra Bella, Gilbert Balberán, mengatakan kepada outlet berita lokal El Universo:
"Ibuku mulai menggerakkan tangan kirinya, membuka matanya, mulutnya."
"Dia berusaha untuk bernapas."
Video yang beredar di media sosial menunjukkan Montoya terengah-engah berusaha mengambil napas sementara orang-orang berkumpul di sekitarnya.
Orang-orang disuruh menelepon layanan darurat agar mereka bisa membawa Bella kembali ke rumah sakit.
Paramedis terlihat mengamati tanda-tanda vitalnya sebelum memindahkannya ke fasilitas medis terdekat.
BBC melaporka Bella sekarang berada di rumah sakit di unit perawatan intensif yang sama yang menyatakan kematiannya.
Gilbert mengatakan sungguh luar biasa apa yang terjadi dalam beberapa jam.
"Dokter yang pada siang hari memberi tahu saya bahwa ibu saya sudah meninggal tidak ada di fasilitas itu," jelasnya kepada El Universo.
"Dokter lain melihat saya dan dia memberinya oksigen, mereka mengintubasi ibu saya dan membawanya ke ruang ICU di mana dia berada di bawah pengawasan."
Baca juga: Wanita di Iowa Dimasukkan Kantong Jenazah Dikira Sudah Meninggal, Kemudian Terdengar Suara Napas
Gilbert menambahkan kepada AFP: "Sedikit demi sedikit saya memahami apa yang telah terjadi."
"Sekarang saya hanya berdoa agar kesehatan ibu saya membaik."
"Saya ingin dia hidup dan berada di sisi saya."
Kementerian kesehatan Ekuador akan menyelidiki insiden tersebut dan akan mencoba mencari tahu bagaimana seorang wanita dinyatakan meninggal namun masih hidup.
Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Bella tidak merespons setelah upaya resusitasi karena henti jantung.
Seorang dokter yang bertugas memastikan dia telah meninggal.
The Daily Mail melaporkan Gilbert akan mengajukan laporan insiden ke kantor kejaksaan setempat dan menuduh rumah sakit melakukan kelalaian.
Kasus Serupa: Wanita di Iowa Dimasukkan Kantong Jenazah Dikira Sudah Meninggal, Kemudian Terdengar Suara Napas
Kasus serupa di mana seseorang bangun beberapa jam setelah dinyatakan meninggal, juga pernah terjadi pada awal tahun lalu.
Dilansir NBC News, rumah perawatan yang menangani wanita yang disangka meninggal tersebut akhirnya dikenai denda karena dinilai lalai.
Seorang perawat di Pusat Perawatan Khusus Alzheimer Glen Oaks di Urbandale menyebut, bahwa wanita berusia 66 tahun itu telah meninggal pada 3 Januari 2023.
Ia kemudian dipindahkan ke rumah duka, ungkap Departemen Inspeksi dan Banding Iowa dalam sebuah laporan, Rabu (1/2/2023).
Wanita yang tidak disebutkan namanya itu dirawat di rumah perawatan sejak 28 Desember karena "degenerasi pikun otak," menurut laporan tersebut.
Pada tanggal 3 Januari pukul 06.00, seorang perawat memeriksa pasien dan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.
"Mulutnya terbuka, matanya kosong, dan tidak ada suara nafas," bunyi laporan itu.
Disebutkan pula bahwa perawat tidak dapat menemukan denyut nadi wanita itu menggunakan stetoskopnya.
Sang perawat juga meletakkan tangannya di perut wanita itu dan merasa tidak ada gerakan.
Perawat mengira pasien telah meninggal dunia.
Ia lantas memberi tahu anggota keluarga dan pihak rumah perawatan.
Rumah perawatan kemudian memanggil layanan rumah duka.
Hampir satu jam 40 menit kemudian, seorang direktur pemakaman memasukkan tubuh wanita itu di dalam kantong mayat dan meritsletingnya.
Jasadnya kemudian diletakkan di atas brankar.
Direktur pergi membawa wanita itu sekitar 10 menit kemudian.
Sesaat sebelum pukul 08.30, anggota staf di rumah duka menemukan bahwa wanita itu masih hidup.
“Staf rumah duka membuka ritsleting kantong mayat dan mengamati dada pasien bergerak dan terengah-engah."
"Rumah duka kemudian menelepon 911 dan rumah perawatan," kata laporan itu.
Ketika petugas darurat tiba, mereka mencatat ada denyut nadi tapi tidak ada gerakan mata atau respons verbal, vokal, atau motorik.
Wanita itu dibawa ke ruang gawat darurat.
Dia dikembalikan ke rumah perawatan tetapi meninggal dua hari kemudian.
Negara bagian Iowa mendenda rumah perawatan tersebut $10.000 (Rp 150 juta), jumlah maksimum yang diizinkan berdasarkan undang-undang Iowa, kata juru bicara Departemen Inspeksi dan Banding negara bagian.
Rumah perawatan dianggap "gagal memberikan arahan yang memadai untuk memastikan perawatan dan layanan yang tepat diberikan".
Mereka juga dinilai "gagal memastikan pasien menerima perawatan dan penanganan yang bermartabat di akhir kehidupannya."
Direktur eksekutif fasilitas rumah perawatan mengatakan perwakilannya telah menghubungi keluarga pasien.
“Kami sangat peduli dengan pasien kami dan kami tetap berkomitmen penuh untuk mendukung perawatan akhir hayat mereka,” kata Direktur Eksekutif, Lisa Eastman, dalam sebuah pernyataan.
“Semua karyawan menjalani pelatihan rutin sehingga mereka dapat mendukung perawatan akhir hidup dan kematian pasien kami dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)