Mavka, Kelompok Perlawanan Ukraina yang Isinya Perempuan Semua: Rubel KW Bikin Rusia Kena Mental
TRIBUNNEWS.COM - Dalam sebuah obrolan dengan Tribunnews beberapa waktu lalu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengklaim kalau kegagalan Rusia menginvasi negaranya dalam tempo singkat adalah adanya perlawanan dari rakyat.
Artinya, kata Hamianin, militer Rusia tidak hanya berperang melawan militer Ukraina, tetapi juga melawan seluruh komponen negara tersebut, termasuk rakyatnya.
Muncul kelompok-kelompok perlawanan dari rakyat Ukraina untuk membantu militer mereka mengusir tentara Rusia dari negara tersebut.
Baca juga: Ukraina Ditikam Korupsi dan Pembelotan Saat Perang Lawan Rusia, Zelenskiy Lontarkan Ultimatum
Belakangan, DailyMail memberikan ulasan terhadap kemunculan kelompok perlawanan Ukraina yang semuanya terdiri dari perempuan.
Kelompok perlawanan itu bernama Mavka.
Mavka disebut terdiri dari para perempuan Ukraina pemberani, tak kenal takut mengingat risiko kehilangan nyawa yang harus mereka hadapi atas aksi perlawanan yang mereka lakukan terhadap invasi Rusia.
Hal yang menarik, perlawanan Mavka dilakukan tanpa aksi kekerasan.
Caranya? Membuat dan mengedarkan mata uang Rubel palsu dan menjadikannya sebagai alat propaganda perlawanan rakyat Ukraina.
Ulasan DailyMail menyebut, ketika Rusia masuk menginvansi wilayah Ukraina, mereka memaksa orang Ukraina untuk berhenti menggunakan mata uang mereka dan menggantinya dengan rubel, mata uang Rusia.
Tujuannya, cara ini adalah kunci untuk mengintegrasikan wilayah tersebut ke dalam Federasi Rusia.
Cara ini yang dilawan oleh Mavka dengan membuat Rubel KW pada pecahan 50 dan memodifikasinya dengan beragam pesan -dan olok-olok- terhadap Rusia.
Aksi perlawanan lewat cara ini muncul pertama kali di kota Melitopol yang dikuasai Rusia akhir tahun lalu,dirancang untuk melemahkan pendudukan para penginvasi Ukraina.
Disebutkan, pada kelanjutannya, Mavka telah memproduksi uang kertas pecahan 50 rubel palsu yang tersebar di seluruh wilayah pendudukan dalam upaya untuk merusak propaganda Rusia
Ratusan uang kertas 50 Rubel KW itu muncul di seluruh wilayah Ukraina yang diduduki Rusia - dari Melitopol, Berdyansk, dan Tomak di Ukraina selatan hingga Sevastopol dan Yalta di Krimea.
Menerapkan keterampilan desain grafis yang njlimet, para wanita ini telah mengubah uang kertas 50 Rubel asli yang tadinya merupakan alat pendudukan oleh Rusia, menjadi simbol pembangkangan rakyat Ukraina.
Rubel KW ala Mavka berisi pesan perlawanan yang kuat.
Asal-usul Nama Mavka
Nama Mavka, diambil dari cerita rakyat dan mitologi Ukraina dan Rusia soal roh wanita di hutan.
Mavka digambarkan sebagai wanita berambut panjang, biasanya terlihat sebagai sosok penggoda yang memikat pria ke dalam hutan dan menemui kematian mereka.
Mavka menggunakan aktivisnya di lapangan untuk menyebarkan uang kertas dengan risiko pribadi yang besar.
Jika tertangkap mereka bisa ditangkap, dipenjara atau lebih buruk lagi, kehilangan nyawa.
Aksi-aksi Mvaka muncul di banyak lokasi, mulai dari di luar pagar Bank Rusia, di pinggir jalan, dan bahkan di tepi laut.
"Segera setelah mereka menduduki suatu wilayah, Rusia memaksa penduduk setempat untuk mulai menggunakan mata uang Rusia alih-alih (mata uang) hryvnia Ukrania. Sejauh yang dipahami Moskow, ini adalah kunci untuk mengintegrasikan wilayah ke dalam Federasi Rusia."
"Inilah mengapa Mavka menargetkan uang kertas itu sebagai salah satu simbol utama pendudukan Rusia yang menindas," tulis ulasan soal Mavka yang dilansir DailyMail.
Apa bedanya uang Rubel resmi dari Rusia dengan Rubel KW ala Mavka?
Pada gambar di tengah uang - dalam bentuk aslinya- ada tampilan sosok perempuan berdiri, citra dari Monumen Neva, yang terletak di St Petersburg, terlihat memegang tongkat kerajaan.
Tetapi para aktivis Mavka telah mengubah tongkat kerajaan menjadi simbol pamungkas bangsa Ukraina: Trisula (tryzub).
Sosok itu juga telah diberi hiasan kepala bunga, dalam gaya Ukraina, dan menampilkan fitur wajah yang familiar dari karakter Mavka.
Di pojok kiri atas uang kertas itu terdapat simbol Bank Rusia. Tapi pada Rubel KW ala Mavka, tulisan 'bank of Russia' telah diubah menjadi 'Bank of angry Mavka'.
Uang kertas Rusia memiliki garis di bagian atas bertuliskan 'Uang Kertas Rusia' dan di bagian bawah tertulis 'Lima Puluh Rubel'. Baris-baris ini sekarang berbunyi 'Ini bukan Rusia' dan 'Anda berada di Ukraina!'
Di pojok kiri bawah, catatan pada uang itu berbunyi 'pemalsuan akan dituntut'.
Tulisan ini telah diubah menjadi 'Rubel sama tidak berharganya dengan ancaman Putin terhadap Prigozhin'.
Khusus untuk bagian itu, tulisan ini adalah ejekan untuk mengolok-olok mata uang Rusia yang nilainya jatuh secara signifikan sejak dimulainya invasi habis-habisan pada Februari tahun lalu.
Tapi lebih dari itu, tulisan ini juga menyerang titik lemah kepemimpinan Rusia.
"Hal itu muncul sebulan sejak Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner, meluncurkan kudeta yang gagal terhadap kepemimpinan Rusia dengan menggiring pasukannya hampir 750 km ke selatan Rusia, dan mendekati Moskow sebelum dia mengumumkan bahwa dia menghentikan percobaan pemberontakan."
"Putin telah mengancam akan berurusan tanpa ampun kepada para pemberontak, tetapi pada akhirnya dia terpaksa membuat kesepakatan: menawarkan kekebalan kepada Prigozhin dan anak buahnya dengan imbalan Wagner mundur," tulis laporan DailyMail.
Hal yang memperburuk keadaan adalah Putin disebut terpaksa menggunakan antek dan mini-me-nya, diktator Belarusia Alexander Lukashenko sebagai perantara.
Pada bagian inti uang, nomor seri uang kertas telah diubah menjadi 240623 - 24 Juli 2023, tanggal percobaan kudeta.
Dua huruf sebelum nomor telah diubah menjadi MC, inisial untuk frasa Marsh Spravedlivosti, atau March of Justice, yang oleh Prigozhin diberi label pawainya.
Karya para aktivis Mavka kini menyebar ke seluruh ruang online di Ukraina.
Grup-grup aplikasi perpesanan Telegram diisi dengan foto-foto catatan di titik-titik penting di sekitar kota-kota yang diduduki – dengan pesan dukungan dari Ukraina.
Seorang aktivis mengambil foto salah satu uang kertas Mavka tepat di depan Bank Nasional Rusia di Simferopol di Krimea yang diduduki.
'Wanita Ukraina memberikan keputusan mereka pada para Orc. Dukung gerakan perlawanan perempuan!' tulis satu komentar.
'Saya kagum pada keberanian para wanita ini,' komentar yang lain.
Rusia Kena Mental
Bukan hanya orang Ukraina yang bereaksi. Rusia sangat marah.
Situs berita Rusia, Crimean News memuat sebuah artikel yang didedikasikan untuk 'menyanggah' uang kertas KW tersebut dan kemudian memposting artikel itu di saluran Telegramnya sendiri.
Artikel itu melaporkan kalau uang kertas yang 'memparodikan' rubel Rusia dengan 'pesan' telah muncul di Simferopol, Yalta, Sevastopol, serta di kota-kota lain dari 'entitas konstituen baru Federasi Rusia'.
Foto itu, tambah laporan tersebut, diterbitkan oleh 'Ragul - kata slang untuk orang pedesaan terbelakang- dari saluran Telegram 'Evil Mavka'.
Secara deskriptif, ulasan laporan itu memberi tahu pembacanya bahwa 'dalam mitologi Ukraina, Mavka adalah zombie jahat, sangat mirip dengan gadis mayat hidup yang merangkak keluar dari TV dalam film 'The Ring'.'
Pada kesimpulannya, artikel itu ia meminta orang-orang untuk 'menulis surat kepada penyelenggara aksi' untuk berhenti.
Tapi itu tidak menghentikan pekerjaan Mavka. Kelompok tersebut telah mencetak ratusan uang dan terus dengan berani menyebarkannya untuk menentang penindasan Moskow.
Sejak diluncurkan akhir tahun lalu, Mavka telah meluncurkan beberapa kampanye.
Salah satunya berjudul 'Dapur Mavka' diluncurkan dengan video yang menunjukkan salah satu aktivis menuangkan bubuk pencahar ke dalam botol bir.
Kelompok itu merahasiakan detail persis tentang apa yang mereka lakukan dengan botol-botol itu, namun mereka memperjelas bahwa mereka memiliki sarana untuk mengirimkan botol-botol itu langsung ke militer Rusia.
"Mavka memiliki pesan sederhana: di seluruh wilayah pendudukan Rusia, wanita Ukraina marah. Mereka marah pada pendudukan Rusia; mereka marah pada seksisme Rusia; dan mereka memanfaatkan kemarahan ini untuk melemahkan dan mengganggu penindas Rusia," tulis ulasan DailyMail.
Ada banyak cerita yang muncul dari perang di Ukraina, salah satunya adalah meningkatnya partisipasi perempuan di seluruh negeri tersebut.
Sama seperti yang terjadi pada dua perang dunia, wanita di seluruh Ukraina melangkah untuk melakukan pekerjaan yang pernah dianggap sebagai pekerjaan 'eksklusif' pria.
Mereka melakukan segalanya mulai dari peran militer hingga menjadi pengemudi dan pemecah masalah bagi jurnalis.
"Dan sekarang mereka berada di garis depan perlawanan Ukraina terhadap Rusia. Tak kenal takut dan menantang," tulis laporan tersebut.
(oln/DailyMail/*)