Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengutuk kudeta yang terjadi di Niger dengan penahanan terhadap Mohamed Barzoum.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric.
"Sekjen mengikuti dengan cermat terkait situasi di Niger. Dia mengutuk dengan keras segala upaya untuk merebut kekuasaan dengan paksa dan merusak pemerintahan demokratis, perdamaian, dan stabilitas di Niger," kata Stephane.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell pun mengutuk kudeta di Niger yang disebutnya sebagai upaya penggoyahan demokrasi dan pengancaman stabilitas di Niger.
Kecaman juga disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Prancis yang prihatin atas apa yang terjadi di Niger.
Baca juga: Cegah Kudeta Susulan, Rusia Sita Alat Tempur Wagner Group di Medan Perang
Senada, pejabat di AS turut mengutuk keras upaya penumbangan pemerintahan resmi di Niger yang telah dipilih secara demokratis.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengungkapkan kemitraan antaran Washington D.C. dan negara Afrika Barat bergantung pada komitmen berkelanjutan terhadap standar demokrasi.
Sebagai informasi, Bazoum terpilih menjadi Presiden Niger pada tahun 2021.
Sebenarnya, upaya kudeta semacam ini merupakan 'hal biasa' yang terjadi di Niger.
Setidaknya sejak merdeka dari Perancis pada tahun 1960, empat kudeta pernah terjadi di Niger.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)