News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Enggan Disebut Gagal oleh Rusia, Ukraina: Serangan Balasan Belum Berakhir

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Artileri Ukraina menyiapkan proyektil 152 mm untuk artileri di posisi di garis depan dekat Bakhmut, Ukraina timur, pada 20 Juli 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Aleksey Danilov, menepis anggapan Rusia soal serangan balasan Ukraina yang disebut gagal.

Kelambanan kemajuan dalam serangan balasan Ukraina sering disebut sebagai kegagalan, meski belum dapat dikatakan demikian.

Laporan CNN Internasional dan Finansial Times pada akhir Juni 2023, mengatakan sekutu Ukraina di Barat kecewa dengan kemajuan yang lamban di medan perang.

Financial Times mengatakan, dukungan militer Barat selanjutnya akan bergantung pada hasil serangan balasan Ukraina.

"Jika pendukung Ukraina mengharapkan terobosan, mereka sangat kecewa," lapor Politico.

Sementara itu, Ukraina menyalahkan lambannya pasokan senjata yang dipasok Barat ke Ukraina.

Penundaan pengiriman dan jauhnya lokasi pelatihan tentara Ukraina dianggap sebagai faktor lambannya kemajuan Ukraina dalam serangan balasannya.

Analisis: Ukraina Tinggalkan Taktik Barat

Rusia merilis foto tank-tank Ukraina yang hancur di hari-hari pertama serangan balasan dimulai. Rusia memasang banyak ranjau untuk melumpuhkan tank-tank Ukraina yang dipasok Barat untuk kemudian menghujaninya dengan serangan artileri. (RUSSIAN MINISTRY OF DEFENCE)

Baca juga: Ada 81 Miliarder di Balik Mesin Perang Rusia: Tank Amfibi BMD-4 Hingga Senapan Serbu AK-100

Ukraina dilaporkan mulai meninggalkan taktik Barat dalam serangan balasan karena dianggap tidak efektif menghadapi Rusia.

Ukraina sebelumnya berharap untuk menembus posisi Rusia dengan serangan balasan.

Analisis The New York Times melaporkan, unit Ukraina membatalkan rencana untuk menyerang posisi Rusia secara langsung menggunakan taktik Barat yang rumit.

Ukraina justru melemahkan musuh dengan rentetan artileri dan rudal.

Sekutu Barat percaya, perang akan berlarut-larut dan menguras persediaan amunisi Ukraina.

Namun, Ukraina kembali ke metode yang lebih baik setelah pasukannya menerima beberapa minggu pelatihan.

Beberapa peralatan Barat juga terbukti tidak efektif, termasuk tank tempur dan kendaraan tempur infanteri, yang tidak bisa melewati ladang ranjau Rusia.

Analisis percaya, Rusia ingin perang berkepanjangan untuk melemahkan perlawanan Ukraina dan dukungan internasional.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini