Kelambanan kemajuan dalam serangan balasan Ukraina sering disebut sebagai kegagalan, meski belum dapat dikatakan demikian.
Laporan CNN Internasional dan Finansial Times pada akhir Juni 2023, mengatakan sekutu Ukraina di Barat kecewa dengan kemajuan yang lamban di medan perang.
Financial Times mengatakan, dukungan militer Barat selanjutnya akan bergantung pada hasil serangan balasan Ukraina.
"Jika pendukung Ukraina mengharapkan terobosan, mereka sangat kecewa," lapor Politico.
Sementara itu, Ukraina menyalahkan lambannya pasokan senjata yang dipasok Barat ke Ukraina.
Penundaan pengiriman dan jauhnya lokasi pelatihan tentara Ukraina dianggap sebagai faktor lambannya kemajuan Ukraina dalam serangan balasannya.
Analisis: Ukraina Tinggalkan Taktik Barat
Baca juga: Ada 81 Miliarder di Balik Mesin Perang Rusia: Tank Amfibi BMD-4 Hingga Senapan Serbu AK-100
Ukraina dilaporkan mulai meninggalkan taktik Barat dalam serangan balasan karena dianggap tidak efektif menghadapi Rusia.
Ukraina sebelumnya berharap untuk menembus posisi Rusia dengan serangan balasan.
Analisis The New York Times melaporkan, unit Ukraina membatalkan rencana untuk menyerang posisi Rusia secara langsung menggunakan taktik Barat yang rumit.
Ukraina justru melemahkan musuh dengan rentetan artileri dan rudal.
Sekutu Barat percaya, perang akan berlarut-larut dan menguras persediaan amunisi Ukraina.
Namun, Ukraina kembali ke metode yang lebih baik setelah pasukannya menerima beberapa minggu pelatihan.
Beberapa peralatan Barat juga terbukti tidak efektif, termasuk tank tempur dan kendaraan tempur infanteri, yang tidak bisa melewati ladang ranjau Rusia.
Analisis percaya, Rusia ingin perang berkepanjangan untuk melemahkan perlawanan Ukraina dan dukungan internasional.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina