TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden (capres) Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak mati saat berkampanye di Ibu Kota Ekuador, Quito, Rabu (9/8/2023).
Fernando Villavicencio ditembak setelah meninggalkan acara dan memasuki mobilnya.
Ketika tengah memasuki mobilnya, suara tembakan terdengar dan membuat gaduh lokasi penembakan.
Fernando Villavicencio sempat dibawa ke pusat medis terdekat sebelum ia dinyatakan tewas.
Presiden Ekuador, Guillermo Lasso membenarkan kasus penembakan tersebut.
"Saya meyakinkan Anda bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja," kata Lasso dalam sebuah pernyataan, dikutip dari ABC News.
Baca juga: Detik-detik Capres Ekuador Fernando Villavicencio Tewas Dibunuh, Ditembak Mati usai Kampanye
"Kejahatan terorganisir sudah terlalu jauh, tetapi mereka akan merasakan beban hukum sepenuhnya," lanjutnya.
Lantas, bagaimana sosok Fernando Villavicencio?
Fernando Alcibiades Villavicencio Valencia, lahir pada 11 Oktober 1963 adalah seorang politisi terkenal di Ekuador.
Fernando Villavicencio merupakan anggota serikat buruh dan jurnalis yang mencalonkan diri sebagai presiden Ekuador dalam Pilpres 2023.
Dia menjabat sebagai anggota Majelis Nasional dari 2021 hingga pembubaran badan legislatif pada 17 Mei 2023.
Dikutip dari DW, Villavicencio sebelumnya adalah seorang jurnalis yang pernah melaporkan dugaan kerugian kontrak minyak senilai jutaan dolar.
Baca juga: Capres Ekuador Sempat Terima Ancaman Pembunuhan dari Kartel Narkoba Sebelum Tewas Ditembak
Kemudian ia terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Ekuador pada 2017 dan tetap di parlemen hingga Mei 2023.
Villavicencio adalah salah satu dari delapan kandidat dalam pemilihan mendatang dan didukung oleh Gerakan Membangun Ekuador.