Dia adalah salah satu politisi paling kritis terhadap korupsi, terutama selama pemerintahan mantan Presiden Rafael Correa dari 2007 hingga 2017.
Selain terkait korupsi, Villavicencio merupakan salah satu orang yang keras terhadap geng narkoba di Ekuador.
Bahkan, ia pernah menerima ancaman pembunuhan oleh bos geng narkoba, salah satunya dari afiliasi Kartel Sinaloa Meksiko.
Baca juga: Pelaku Penembakan Capres Ekuador Tewas dalam Baku Tembak dengan Polisi, Motif Belum Diketahui
Villavicencio sempat mengatakan bahwa kampanyenya untuk memberantas narkoba di Ekuador merupakan ancaman bagi kelompok-kelompok tersebut.
"Di sini saya menunjukkan wajah saya. Saya tidak takut pada mereka," kata Villavicencio waktu itu, dikutip dari AP.
Ketika pengedar narkoba mulai menggunakan pelabuhan pesisir negara itu, warga Ekuador terguncang oleh kekerasan yang tidak terlihat selama beberapa dekade.
Suara tembakan berdering di banyak kota besar saat geng saingan berjuang untuk mendapatkan kendali, dan geng telah merekrut anak-anak.
Baru bulan lalu, wali kota kota pelabuhan Manta ditembak dan dibunuh.
Baca juga: Capres di Ekuador Ditembak 3 Kali hingga Tewas usai Lakukan Kampanye
Pada 26 Juli 2023, Presiden Lasso mengumumkan keadaan darurat yang meliputi dua provinsi dan sistem penjara negara dalam upaya membendung kekerasan.
Kini, Villavicencio telah meninggalkan seorang istri dan lima orang anak.
Pelaku Pembunuhan Tewas
Dalam penangkapan pelaku penembak Villavicencio, sempat terjadi baku tembak antara polisi dengan tersangka.
Tersangka penembakan berhasil dilumpuhkan oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Populer Internasional: Bentrok di Penjara Ekuador - Menlu China Hilang dari Sorotan Publik
Dikutip dari ABC News, Kantor Jaksa Agung Ekuador menyebut pelaku tewas di dalam tahanan akibat luka yang dideritanya saat baku tembak dengan polisi.
Selain itu, polisi juga berhasil menangkap enam tersangka lainnya setelah penggerebekan di Quito.