“Ini adalah dukungan yang sangat kuat bagi kami, misi pelatihan sudah dimulai,” ucap Zelensky kepada wartawan.
“Kami melakukan yang terbaik untuk mendapatkan lebih banyak hasil untuk Ukraina."
"Secara khusus, hari ini kami membahas perluasan misi pelatihan. Perisai langit Ukraina semakin kuat," sambungnya.
Baca juga: Serangan Balasan Gagal Total, 43.000 Tentara Gugur, Ini 3 Opsi yang Mungkin Bakal Dilakukan Ukraina
Sebagai informasi, Belanda dan Denmark telah memimpin selama berbulan-bulan untuk melatih pilot Ukraina menerbangkan F-16.
Kedua negara itu akhirnya mengirimkan jet untuk membantu melawan superioritas udara Rusia, yang pasukannya menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, mengatakan pelatihan telah dimulai untuk pilot Ukraina.
Namun, pelatihan akan memakan waktu setidaknya enam bulan dan mungkin lebih lama untuk melatih insinyur dan mekanik.
Lebih dari 70 pejabat militer Ukraina tiba di Denmark untuk pelatihan.
Belanda dan Denmark memiliki F-16 yang tersedia untuk disumbangkan.
Pasalnya, angkatan bersenjata mereka beralih ke pesawat tempur F-35 yang lebih baru yang dibuat oleh sekelompok negara yang dipimpin oleh Washington.
Baca juga: Drone Ukraina Serang Empat Wilayah Rusia, Lima Orang Dikabarkan Luka-luka
Seorang analis dan pemimpin redaksi Swiss Military Review, Alexandre Vautravers, menilai pengembangan F-16 bukanlah pengubah permainan, tetapi memungkinkan Ukraina untuk tetap dalam permainan.
“Hingga saat ini, kami dapat mengatakan bahwa Ukraina menerima cukup banyak pesawat tempur, kebanyakan MiG-29, sehingga dapat mempertahankan jumlah pesawat yang digunakan untuk memulai perang,” kata Vautravers.
“Tetapi negara-negara Barat tidak memiliki lagi pesawat bekas Soviet untuk berkomitmen dalam pertarungan ini dan oleh karena itu mulai sekarang perlu pesawat Barat," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina