Laporan menyebut, jumlah pasukan Wagner kini hanya tinggal seperempat dari yang sebelumnya diperintahkan ke Belarusia.
Kebanyakan dari mereka dilaporkan menuju Afrika Barat, di mana Wagner dikabarkan punya proyek baru setelah tidak lagi dipakai Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Dalam video terakhirnya sebelum dilaporkan tewas, Prighozin memang tampak mempromosikan perekrutan anggota baru untuk bertugas di Afrika.
Baca juga: Prigozhin Tenteng Senapan Serbu, Bos Wagner Muncul Kembali di Video Rekrutmen Pasukan Baru di Afrika
Muncul spekulasi kalau aset dan sumber daya Grup Wagner akan dikendalikan pemerintah Rusia, dengan memilih pemimpin baru yang disetujui oleh Moskow.
Terkait kematian Prighozin, analis Barat melihat ada indikasi kalau campur tangan Kremlin.
"Apa yang kami lihat adalah sebuah tarian yang sangat rumit," kata kepala CIA William Burns di Forum Keamanan Aspen pada Juli, seperti dikutip The Guardian.
"Putin adalah orang yang paling bertanggung jawab atas pembalasan," kata dia.
Belakangan, muncul nama-nama kandidat pengganti Prighozin, namun laporan menyebut belum ada profil yang cukup kuat sekaliber Prighozin.
Sebagian besar proyek Wagner di Afrika, didapatkan berdasarkan koneksi yang kuat dari Prighozin dan para pentolan Wagner yang tewas tersebut.
Kemampuan Prighozin untuk mendapatkan sorotan, memanipulasi informasi, serta hubungan dan koneksi baik dengan sejumlah pemimpin militer di Afrika, menjadi beberapa faktor mocernya kerjaan Wagner di Benua Hitam.
Mantan wakil Marshal Udara AS, Sean Bell, yang sekarang menjadi analis militer, menyebut Wagner bukanlah apa-apa tanpa Yevgeni Prigozhin
"Jika kelompok Wagner adalah Yevgeny Prigozhin, maka sulit untuk melihat bagaimana mereka akan bertahan. Ini adalah akhir dari apa yang kita ketahui," katanya dilansir Sky News, Juni lalu saat pemberontakan Wagner di Moskow pecah.
Benarkah ini akhir dari Perusahaan Militer Swasta Grup Wagner?
(*/oln/TMT/SKyNEWS/CNBC/*)