TRIBUNNEWS.COM - Ratusan pekerja migran yang sebagian besar berasal dari Asia Tengah ditangkap dalam gelombang penggerebekan polisi di beberapa kota di Rusia dalam beberapa pekan terakhir.
Penangkapan ini utamanya menargetkan migran laki-laki yang baru saja menerima kewarganegaraan Rusia tetapi gagal menyelesaikan pendaftaran wajib militer mereka.
Beberapa dari mereka langsung diberikan panggilan militer.
Sementara yang lainnya dibawa secara paksa ke kantor wajib militer, menurut laporan media lokal Rusia.
Pada Agustus 2023, polisi di St. Petersburg, Rusia, melakukan penggerebekan di sebuah gudang sayuran tempat hampir 400 warga asing bekerja.
Lebih dari 100 pekerja asing memiliki paspor Rusia dan kemudian dibawa ke kantor pendaftaran militer untuk didaftarkan untuk dinas.
Penggerebekan itu terjadi selama dua hari.
Baca juga: Kuba Tangkap 17 Orang Terkait Jaringan Perdagangan Manusia, Pikat Pemuda untuk Perang Rusia
Media Rusia Rusia, RBC, mengatakan otoritas hukum Rusia telah memberlakukan prosedur baru yang memungkinkan membawa migran yang sekarang menjadi warga negara Rusia ke kantor pendaftaran.
Outlet tersebut mengutip informasi tentang penggerebekan yang dirilis oleh Direktorat Utama Kementerian Dalam Negeri Rusia untuk St. Petersburg dan Wilayah Leningrad.
Setelah meluncurkan invasi ke Ukraina, Rusia telah memperkenalkan beberapa undang-undang untuk mendorong migran dengan paspor Rusia untuk bertugas di militer.
Contoh paling menonjol dari undang-undang itu adalah dekrit yang ditandatangani Putin pada Maret yang mempermudah warga negara asing mendapatkan kewarganegaraan jika mereka menandatangani kontrak satu tahun untuk dinas militer selama perang di Ukraina.
Mereka yang menerima kewarganegaraan Rusia harus mendaftar ke kantor pendaftaran militer setempat dalam waktu dua minggu sejak tanggal pendaftaran di tempat tinggal mereka.
Baca juga: Diserang Lagi, Pabrik Microchip Komponen Rudal Rusia Terbakar Kena Hantam Drone
“Rusia terbiasa mewujudkan hal-hal besar dengan menggunakan pekerja migran," kata Temur Umarov, analis di Carnegie Endowment for International Peace, Kamis (7/9/2023).
"Ambil contoh, Olimpiade Sochi atau Piala Dunia FIFA, di mana sebagian besar infrastruktur dibangun oleh para migran,” lanjutnya.