Kini, para pekerja Ukraina juga telah memperluas senjata umpan buatannya dengan membuat reflektor radar yang terbuat dari barel (drum) minyak tua Rusia.
Selain itu, mereka juga membuat rudal-rudal palsu.
Pembuatan rudal palsu ini membutuhkan biaya sekitar 1.000 Euro – jumlah yang sangat kecil dibandingkan biaya pembuatan rudal senilai 1,1 juta dolar AS yang digunakan oleh pasukan Rusia untuk menghancurkannya.
Misi dari taktik tipu-tipu ala Ukraina ini adalah membuat Rusia menghamburkan amunisi mereka.
Makin mahal amunisi yang digelontorkan Rusia untuk menembaki 'sampah', makin berhasil pula taktik decoy dari Ukraina tersebut.
"Keberhasilan kami diukur dari kehancuran umpan tersebut," kata kepala perusahaan tersebut kepada FT.
“Ketika mereka hancur, itu berarti kami telah menyelamatkan senjata kami dan nyawa orang-orang kami – dan musuh telah menyia-nyiakan lebih banyak senjata berharga mereka," paparnya.
Dia menambahkan: "Ketika mereka duduk terlalu lama (mengawasi dan mengamati), kami tahu kami perlu mengubah desain."
Taktik Lama
Sejatinya, taktik tempur dengan menggunakan barang tiruan sudah dipakai dalam pertempuran sejak lama.
Pada Perang Dunia II misalnya, Inggris memilih menggunakan tank tiup, bentuk dummy dari tank yang terbuat dari sejenis balon, untuk mengelabuhi pasukan Jerman.
Perang Dunia II juga menjadi saksi penggunaan boneka terjun payung yang dimaksudkan untuk mensimulasikan invasi udara menjelang D-Day.
Pasukan Ukraina semakin mengandalkan tipu muslihat licik dan serangan oportunistik untuk menangkis pasukan Rusia.
Insider sebelumnya melaporkan, seperti membuat tank versi kayu yang terbuat dari kotak peluru 155 mm yang kosong.
(oln/FT/BI/*)