VIDEO Ketakutan Kena Sambar Rudal, Kanselir Jerman Tergopoh-gopoh Berlindung ke Shelter Bom di Tel Aviv
TRIBUNNEWS.COM - Kanselir Jerman, Olaf Scholz dilaporkan mengalami langsung suasana perang saat secara langsung merasakan bagaimana rasanya berada dalam intaian pemboman.
Momen itu terjadi saat Olaf Scholz datang ke Tel Aviv.
Saat kunjungan berakhir pada Selasa (17/10/2023) malam, Olaf Scholz yang hendak lepas landas dari Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, terpaksa dievakuasi ke tempat perlindungan bom.
Baca juga: Rumah Sakit Juga Dibom, Pejabat Israel: Tak Ada Krisis Kemanusiaan di Gaza
Alarm serangan udara berbunyi ketika Scholz dan timnya bersiap lepas landas dari Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.
Sang kanselir langsung diantar ke daerah aman sebagai tindakan pencegahan.
"Olaf Scholz dan delegasinya terpaksa dievakuasi dari pesawat mereka karena tembakan roket yang masuk dari Gaza," kata para jurnalis yang bepergian bersamanya.
Sebagian dari insiden tersebut terekam dalam rekaman yang dibagikan oleh reporter Jerman Sara Sievert, di mana para ajudan dan jurnalis terlihat keluar dari pesawat dan berlindung di landasan.
Laporan awal dari persitiwa itu bahkan menyebut Olaf Scholz juga terpaksa berbaring di tanah karena ketakutan kena sambaran rudal.
Jurnalis Robin Alexander, yang juga bersama delegasi tersebut, kemudian mengklarifikasi bahwa pemimpin tersebut dibawa ke tempat penampungan terdekat.
Alexander mencatat bahwa dia “secara pribadi melihat ledakan di langit” di atas bandara ketika pertahanan udara Israel mulai bertindak.
"Scholz dan penumpang lainnya dapat naik kembali ke pesawat beberapa menit setelah evakuasi, setelah menjalani pemeriksaan keamanan tambahan," menurut surat kabar Jerman Bild.
Outlet tersebut menambahkan, sang kanselir bisa melihat dua ledakan dengan matanya sendiri.
Media tersebut melaporkan, Olaf dan delegasinya akhirnya mendarat dengan selamat di Kairo setelah lepas landas secara dramatis di Tel Aviv.
Pemimpin tersebut beberapa kali terpaksa berlindung di kedutaan Jerman selama kunjungannya ke Tel Aviv, akibat pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina.
Konflik besar-besaran meletus awal bulan ini setelah serangan lintas batas Hamas dan serangkaian serangan lain kelompok militan lain Palestina, yang memicu gelombang serangan udara Israel di Gaza.
Setidaknya 3.000 warga Palestina telah tewas dalam perang tersebut, dan sekitar 1.400 di Israel, menurut pejabat di kedua belah pihak.
Scholz adalah pemimpin Barat pertama yang melakukan perjalanan ke Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, dan mengatakan bahwa perjalanan tersebut akan menunjukkan “solidaritas” Jerman terhadap negara Yahudi tersebut.
Sang Kanselit menekankan bahwa Berlin mempunyai kewajiban khusus untuk membela Israel.
“Sejarah Jerman dan tanggung jawabnya terhadap Holocaust mengharuskan kita untuk menjaga keamanan dan keberadaan Israel,” kata dia.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil tema serupa dalam pidatonya sendiri, dengan menyatakan bahwa “Hamas adalah Nazi baru.”
Ia menambahkan: “Dan sama seperti dunia bersatu untuk mengalahkan Nazi, sama seperti dunia bersatu untuk mengalahkan ISIS, dunia juga harus bersatu mendukung Israel untuk mengalahkan Hamas.”
(oln/RT/*)