Ukraina Punya Batalyon Pasukan Isinya Orang Rusia Semua, Moskow: Kami Juga Punya
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina pada Rabu (25/10/2023) mengklaim kalau mereka telah membentuk satu batalyon yang berisi orang Rusia semua yang ingin melawan negara mereka sendiri.
“Kami dapat mengonfirmasi informasi tentang pembentukan Batalyon Siberia, yang beroperasi di jajaran Legiun Internasional Angkatan Bersenjata Ukraina,” kata Andriy Yusov, juru bicara Direktorat Intelijen Utama (HUR) Kementerian Pertahanan, menurut Kiev Post.
Pernyataan Yusov mengonfirmasi artikel yang diterbitkan Bloomberg awal pekan ini.
Baca juga: Rusia Punya Sistem Rudal Pertahanan Udara Baru, 24 Jet Ukraina Rontok dalam Lima Hari Terakhir
Laporan tersebut melansir kalau para prajurit tersebut, yang sebagian besar berasal dari kelompok etnis di Rusia, telah melakukan perjalanan melalui negara ketiga untuk bergabung dengan batalion di Ukraina.
“Ukraina akan terus menambah jumlah unit-unit tersebut, yang terdiri dari rakyat Federasi Rusia dan menyatakan keinginan untuk membela Ukraina di satu sisi, dan di sisi lain, untuk melindungi rakyat dan tanah air kecil mereka dari penindasan kekaisaran Rusia," tambah Yusov.
Dia mengatakan kalau para pejuang di Batalyon Siberia telah menerima tanda panggilan untuk melindungi identitas mereka.
Dia memastikan kalau mereka telah diperiksa dan diuji secara menyeluruh.
"Batalyon tersebut tidak merekrut tentara Rusia yang ditangkap," tambahnya, menurut Kyiv Post.
Laporan Bloomberg, mengutip para pejabat Ukraina di kamp pelatihan, menyebut, para prajurit tersebut diperkirakan segera dikirim ke garis depan.
Dianggap Warga Kelas Dua di Rusia
Etnis minoritas di Rusia, termasuk Yakut dan Buryat dari Siberia Timur, diperlakukan seperti warga negara kelas dua di Rusia dan dilaporkan terlalu banyak terwakili dalam kekalahan tempur mereka.
Sebelumnya, aktivis Yakut dan Buryat mengatakan mereka melihat kemenangan Ukraina sebagai peluang untuk memperoleh kemerdekaan dari Rusia, menurut The New Voice of Ukraine.
Pembicaraan mengenai batalion tersebut dimulai pada bulan April tahun ini, ketika seorang mantan perwira intelijen Rusia, yang berasal dari kelompok etnis Yakut, mengatakan kalau dia siap membentuk batalion untuk mengganggu aktivitas Rusia.
Vladislav Ammosov, yang bertugas di GRU – divisi intelijen militer tentara Rusia – selama 15 tahun sebelum pindah ke Eropa, mengatakan kepada Radio Free Europe kalau ia siap untuk segera dikerahkan ke wilayah Rusia.
"Saya siap bertugas sebagai bagian dari kelompok sabotase dan pengintaian dan hancurkan musuh yang mendukung otoritas Putin," sesuai terjemahan The New Voice of Ukraine.
Dia menyebut nama batalyonnya itu adalah Batalyon Siberia.
Tidak jelas apakah kedua batalyon tersebut terkait atau apa keterlibatan Ammosov dalam kelompok tersebut.
Yusov juga tidak mengatakan di mana tepatnya batalyon tersebut akan bertempur.
Rusia Juga Punya Batalyon Isinya Orang Ukraina Semua
Di pihak lain, Moskow juga mengumumkan pembentukan sebuah batalion sukarelawan yang dinamai Bogdan Khmelnitsky.
Sama seperti Batalyon SIberia di pihak Ukraina, Batalyon Bogdan Khmelnitsky dibentuk dari mantan prajurit Ukraina, telah bergabung dengan formasi operasional dan taktis tempur Rusia "Cascade".
"Setelah mengambil sumpah, para pejuang batalyon ini akan pergi ke garis depan," kata komandan batalion Andrei Tishchenko dilansir Sputnik.
“Saat ini kami telah mendaftar di unit militer Cascade, dan di sini kami akan menjalankan tugas lebih lanjut. Kami juga akan mengambil sumpah jabatan. Kami akan mengambil sumpah di akhir pelatihan kami,” kata Tishchenko. .
Seorang mantan komandan tank dan sersan senior di militer Ukraina, mengatakan kepada Sputnik tentang pembentukan batalyon tersebut pada akhir Februari.
Saat itu, sekitar 70 orang bergabung dengan batalion tersebut, 95 persen di antaranya adalah mantan personel militer Ukraina yang memiliki pengalaman tempur.
Menurutnya, setelah pengambilan sumpah, batalyon tersebut akan maju ke depan.
Ia juga mengatakan, batalyon relawan tersebut terbentuk dari para tahanan yang ditangkap di berbagai wilayah jajahan.
Menurutnya, para relawan akan menandatangani kontrak dengan Angkatan Bersenjata Rusia secara umum.
Para anggota batalion sendiri mengatakan kalau mereka bergabung dengan batalyon tersebut secara sukarela, setelah menerima kewarganegaraan Rusia.
(oln/blmbrg/BI/sptnk/*)