TRIBUNNEWS.COM - Seorang pengawal Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, diduga tewas ditembak dalam upaya pembunuhan terhadap pemimpin tersebut, Daily Express US melaporkan.
Penembakan ini terjadi setelah sebuah kelompok bernama Putra Abu Jandal memberi waktu 24 jam kepada Abbas untuk mendeklarasikan “perang global” melawan Israel.
Putra Abu Jandal, sebuah kelompok yang dibentuk dalam sistem keamanan Palestina di Tepi Barat, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap konvoi Abbas tersebut.
Dalam pernyataannya, kelompok Putra Abu Jandal meminta Abbas untuk mengambil sikap yang tegas, mengumumkan konfrontasi penuh terhadap pendudukan Israel, menggunakan segala cara, dan mengecam pernyataan yang dibuat oleh penjahat Blinken, menurut Irish Sun.
Namun, media Israel menyebut baku tembak itu tidak ada kaitannya dengan percobaan pembunuhan Abbas.
Mengutip themessenger.com, sebuah pesan yang diposting di X oleh reporter urusan Palestina untuk lembaga penyiaran publik Israel, Kan, mengatakan baku tembak terjadi ketika pasukan keamanan Palestina menangkap seorang pengedar narkoba.
Baca juga: Kantor Presiden Abbas Merevisi Berita yang Sebut Hamas Tak Mewakili Palestina
Abbas dan rombongannya hanya secara kebetulan melewati lokasi tersebut tanpa kontak, kata jurnalis Elior Levy, mengutip sumber Palestina yang mengetahui rincian insiden tersebut.
Kunjungan Blinken
Insiden ini terjadi hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengunjungi Abbas di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, Minggu (5/11/2023).
Blinken datang untuk mendiskusikan nasib warga Palestina setelah Israel menolak gencatan senjuata.
Ia juga meyakinkan Presiden Abbas, AS bekerja keras untuk membantu warga sipil Gaza.
Di hari yang sama, pesawat Israel mengebom dua kamp pengungsi di Gaza, yang mengakibatkan sedikitnya 53 orang tewas.
Seorang reporter dari Associated Press melihat delapan jenazah anak-anak dibawa ke rumah sakit terdekat akibat salah satu serangan tersebut.
Militer Israel mengumumkan mereka secara efektif telah membagi Jalur Gaza menjadi dua.
Ketika berita kedatangan Blinken di Ramallah menyebar, warga Palestina turun ke jalan untuk memprotes dukungan AS terhadap perang Israel.