Saat kuliah di Universita Islam Internasional Malaysia, ia aktif mengikuti kegiatan debat parlementer, dilansir DBpedia.
Hasilnya, lelaki berusia 29 tahun itu sempat memenangi United Asian Debating Championship (UADC).
Karier politik Syed Saddiq diawali ketika memimpin Armada (Angkatan Bersatu Anak Muda), sayap pemuda di bawah naungan Partai Pribumi Bersatu Malaysia.
Pada September 2017, ia menolak tawaran beasiswa senilai sekitar RM400,000 untuk melanjutkan studinya di Universitas Oxford, Inggris, agar tetap aktif di dunia politik.
Syed Saddiq sempat mengikuti kontestasi pemilihan umum pada 2018 sebagai calon dari Partai Bersatu. Partai ini dipimpin oleh Dr Mahathir Mohamad.
Ketika itu, ia diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga di bawah pemerintah Pakatan Harapan (PH).
Ia merupakan menteri termuda yang diangkat pada usia 25 tahun di Malaysia, dikutip dari My Wilayah.
Ia sempat menjadi politikus independen setelah diberhentikan sebagai anggota dan Ketua Armada pada Mei 2020.
Saat ini, Syed Saddiq mengepalai partainya sendiri yang bernama Ikatan Demokratik Malaysia (MUDA).
Dikutip dari Tatler Asia, salah satu kiprahnya yang diingat ialah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) di Dewan Rakyat untuk mengubah Konstitusi Federal.
RUU ini bertujuan untuk menurunkan usia pemilih pada Pemilihan Umum menjadi 18 tahun yang awalnya 21 tahun.
Baca juga: Eks Menpora Malaysia, Syed Saddiq Divonis 7 Tahun dan Denda Rp 34 M Buntut Kasus Korupsi
Akhirnya, Dewan Rakyat menyetujui RUU ini dengan suara bulat pada 16 Juli 2019.
Dengan demikian, warga negara Malaysia yang telah berusia 18 tahun kini memiliki hak untuk ikut dalam pemilu.
Pendidikan
- Departemen Hukum Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM);
- Perguruan Tinggi Militer Kerajaan (RMC);
- Perguruan Tinggi Sultan Abu Bakar (Perguruan Tinggi Bahasa Inggris);
- Sekolah Nasional Taman Perling, Johor Bahru.