TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan, Rumah Sakit Al-Shifa harus dilindungi ketika tank-tank Israel mengepung rumah sakit tersebut.
Pada Senin (13/11/2023), Biden berharap Israel tidak mengambil tindakan yang terlalu mengganggu Rumah Sakit Al-Shifa.
Pasalnya, staf medis RS Al-Shifa mengatakan rumah sakit telah menjadi sasaran berulang kali oleh militer Israel (IDF).
“Harapan dan ekspektasi saya adalah tindakan yang tidak terlalu mengganggu akan berkurang terhadap rumah sakit," kata Biden kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih, dikutip dari Al Jazeera.
Meskipun meminta untuk melindungi RS Al-Shifa, Biden tetap mengakui akan berada di pihak Israel.
"Dan kami tetap berhubungan dengan Israel," jelasnya.
Baca juga: Presiden Biden Terima Kunjungan Jokowi di Gedung Putih, Bahas Gaza hingga Krisis Iklim
Biden juga menambahkan, saat ini sedang dilakukan upaya pengambilan jeda dan pembebasan tahanan.
“Juga, ada upaya untuk mengambil jeda dalam menangani pembebasan tahanan dan hal ini juga sedang dinegosiasikan dengan pihak Qatar yang terlibat."
“Jadi saya tetap berharap tetapi rumah sakit harus dilindungi,” jelas Biden.
Pernyataan tersebut merupakan jawaban dari Biden ketika petugas medis memperingatkan meningkatnya jumlah korban di antara pasien, termasuk bayi baru lahir.
Sebagai informasi, RS Al-Shifa dikepung oleh IDF sejak hari Sabtu (14/11/2023).
Menurut para saksi, tank dan kendaraan lapis baja berada hanya beberapa meter dari gerbang RS.
Selain itu, listrik yang padam dan berkurangnya pasokan medis membuat 32 pasien meninggal di RS Al-Shifa.
Adapun 32 pasien yang meninggal di antaranya enam bayi prematur.