Sekutu-sekutu Barat, dan khususnya AS, menyadari Presiden Joe Biden kini berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk mendorong Israel mengakhiri pembunuhan tersebut.
Namun keputusasaan ini terlihat jelas dalam gelombang klaim-klaim dan hoaks yang tidak masuk akal. Bahkan taktiknya pun tampak berubah.
Strategi yang biasa dilakukan Israel adalah mencoba dan mengklaim bahwa orang-orang Palestina melebih-lebihkan atau mengarang-ngarang korban mereka—yang disebut dengan taktik ‘Pallywood’.
Pada 14 Oktober, misalnya, akun Israel yang dikelola MFA mengklaim bahwa warga Palestina mencoba menyamar sebagai boneka sebagai anak Palestina yang sudah meninggal.
Ini salah. Anak laki-laki tersebut, Omar Bilal al-Banna yang berusia 4 tahun, terbunuh oleh serangan udara Israel. Dia nyata, bukan perawat palsu dengan stetoskop bikinan Israel.
Seiring dengan berlangsungnya perang, apa yang disebut sebagai ‘aktor krisis’ menjadi semakin sulit untuk dipertahankan mengingat adanya bukti-bukti yang tak terbantahkan mengenai kekejaman sipil massal.
Hal ini sebagian menjelaskan mengapa Israel tampaknya meningkatkan disinformasinya.
Namun hal ini juga mungkin menjelaskan mengapa disinformasi menjadi semakin mengerikan.
Pada 12 November, IDF mengklaim telah menemukan salinan Mein Kampf yang masih asli dan beranotasi di kamar tidur seorang anak di Gaza.
Hal ini terjadi tak lama setelah akun Israel juga mengunggah kartun yang menunjukkan bagaimana Israel membesarkan bayinya dengan cinta, sementara warga Gaza dibesarkan dengan kebencian.
Semua ini disebabkan oleh tweet Netanyahu yang sekarang terkenal dan sudah dihapus, di mana ia menyatakan bahwa perang saat ini adalah perang antara “anak-anak terang dan anak-anak kegelapan.”
Aspek yang mengkhawatirkan adalah upaya mereka untuk tidak memanusiakan anak-anak Palestina.
Lagi pula, jika Anda tidak dapat menyangkal bahwa Anda telah membunuh mereka, mungkin cobalah menggambarkan mereka sebagai anak-anak yang layak untuk dibunuh.
Dalam disinformasi alias hoaks Israel, Zionis mencoba membenarkan atau melegitimasi pembunuhan terhadap lebih dari 11.000 warga sipil di Gaza, di mana lebih dari 4.500 adalah anak-anak.
(thedailybeast)