Namun, Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas membantah klaim tersebut, dan mengatakan pasukan Israel “tidak menemukan peralatan atau senjata apa pun di rumah sakit.”
“Pada dasarnya kami tidak mengizinkan senjata di rumah sakit mana pun," kata Direktur Kementerian Kesehatan Munir al-Bursh dalam sebuah pernyataan, dilansir alarabiya.net.
AFP juga tidak dapat memverifikasi foto-foto tersebut secara independen.
Kementerian mengatakan tentara Israel justru menghancurkan peralatan medis yang hanya ada di rumah sakit itu dan menahan dua insinyur yang bekerja di bagian oksigen dan pasokan listrik rumah sakit.
IDF Serang RS Al-Shifa, 2.500 Orang Terjebak, Buat Anak-anak Teriak Ketakutan
IDF sudah mulai menyerang RS Al-Shifa sejak Rabu (15/11/2023) kemarin dengan mengerahkan tank serta senjata berat.
Dikutip dari Aljazeera, tentara IDF pun masuk ke dalam gedung utama RS Al-Shifa seperti ruang IGD, ruang operasi, dan ruang bersalin.
Mereka menginterograsi dokter dan staf medis satu persatu.
Sementara berdasarkan informasi terakhir dari Kementerian Kesehatan Gaza, ada sekitar 2.500 orang di dalam RS Al-Shifa.
Mereka termasuk staf medis, 600 pasien luka-luka, dan 36 bayi yang baru lahir.
Selain itu, ada beberapa pengungsi yang turut berada di RS Al-Shifa.
Baca juga: Israel Klaim Gelar "Operasi Tepat Sasaran" Memburu Hamas di RS Al-Shifa
Direktur Rumah Sakit di Gaza, Mohammed Zaqout pun mengungkapkan bahwa semua pasien termasuk anak-anak ketakutan ketika pasukan Israel merangsek masuk ke dalam RS Al-Shifa.
"Mereka ketakutan. Ini merupakan situasi yang menakutkan. Kita tidak dapat melakukan apapun untuk pasien dan hanya mampu berdoa," katanya.
Sedangkan salah satu dokter di RS Al-Shifa, Munir Al-Barsh mengaku sempat merekam pembicaraan antara dirinya dengan tentara Israel yang sudah masuk ke dalam gedung.