Tidak ada bantuan yang masuk melalui penyeberangan Rafah sejak 14 November, Oxfam melaporkan.
“Airnya menjijikkan, kebanyakan orang harus minum air payau dari sumur,” kata seorang staf Oxfam di Gaza.
“Tidak ada listrik, jadi kami harus mengisi ember dan membawanya ke tangki atap. Seluruh keluarga kami menderita diare.”
Presiden dan CEO Oxfam America Abby Maxman mengatakan bahwa blokade Israel terhadap pasokan seperti makanan, air, listrik dan bahan bakar melanggar hukum internasional.
Ketika warga Palestina di Gaza menghadapi pengungsian massal dan kesulitan ekstrem dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia, mereka juga menghadapi pemboman oleh pasukan Israel dan tidak adanya tempat yang aman untuk berlindung dari penembakan.
Pada hari Selasa (21/11/2023), pasukan Israel menembaki Rumah Sakit al-Awda di Jabalia, menewaskan tiga dokter dan melukai parah staf rumah sakit lainnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)