Dia dilaporkan menerima beberapa tawaran pekerjaan yang “mencurigakan” termasuk dari perusahaan perangkat lunak Norwegia.
Omar dianggap sebagai salah satu pengembang perangkat lunak dan peretas terbaik di dunia.
Dia pindah ke Istanbul dari Kairo pada Maret 2020 untuk bekerja.
Kemudian dia memberikan pelajaran jarak jauh dalam pemrograman komputer dan perangkat lunak melalui aplikasi LinkedIn.
Di Turkiye, ia berada di bawah pengawasan ketat Mossad, yang agennya telah mencoba merekrutnya beberapa kali sejak April 2021 dengan mengirimkan mata-mata berbeda ke Istanbul.
Agen Israel dilaporkan mencoba membawa programmer muda tersebut ke Eropa dan kemudian menyelundupkannya ke ibu kota Israel, Tel Aviv.
Intelijen Nasional Turki turun tangan setelah jelas bahwa Omar akan diselundupkan ke luar negeri.
Pihak berwenang Turki memperingatkan dia untuk tidak meninggalkan negaranya.
Lalu Omar memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Malaysia pada bulan September 2022 selama 15 hari.
Dan intelijen Turki kembali memperingatkan Omar atas tawaran pekerjaan yang mencurigakan dan memasang program pelacakan di teleponnya.
Setelah Omar mendarat di Malaysia, dilaporkan bahwa sebuah tim membawanya ke sebuah rumah di pegunungan tempat mereka menginterogasi dan menyiksanya.
Tim itu ternyata agen mata-mata Israel Mossad.
Dia ditanyai tentang rincian program komputer dan sistem peretasannya dan diinterogasi tentang apakah dia bekerja dengan pemrogram komputer lain di Istanbul.
Setelah intervensi intelijen Turki, yang mengakses koordinatnya dari program yang dipasang di ponselnya, pemuda Palestina itu diselamatkan oleh tim khusus Malaysia.