TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu asal Australia, Kathleen Folbigg, telah menghabiskan dua dekade, atau 20 tahun terakhir di penjara.
Ia dinyatakan bersalah setelah membunuh keempat anaknya, dilansir CNN.
Belum lama ini, hukumannya dibatalkan, setelah pengacaranya menyerukan reformasi hukum dan kompensasi besar.
Kathleen Folbigg dijatuhi hukuman pada 2003 lalu karena membunuh tiga anaknya.
Ia juga dinyatakan melakukan pembunuhan tidak disengaja atas anak keempatnya pada 1989.
Kathleen Folbigg bersikukuh dirinya tidak bersalah.
Baca juga: Lebih dari 100 Aktivis Iklim Ditangkap di Pelabuhan Batu Bara Australia, Gelar Aksi Selama 30 Jam
Wanita itu menguraikan anak-anaknya meninggal karena sebab alamiah, dikutip dari Al Arabiya.
Kathleen Folbigg diampuni dan dibebaskan dari hukumannya pada Juni 2023, atas rekomendasi pensiunan hakim Tom Bathurst.
Bathurst telah memeriksa kembali semua bukti yang diajukan pada persidangan tahun 2003 dan menemukan "keraguan yang masuk akal" mengenai kesalahan Kathleen Folbigg.
Namun, untuk membersihkan nama Kathleen Folbigg, masih butuh keputusan resmi dari Pengadilan Banding Kriminal New South Wales.
Pada Kamis (14/12/2023), panel hakim setuju Kathleen Folbigg harus dibebaskan dari semua tuduhan.
Putusan ini diramai dibicarakan dan dianggap menyimpulkan salah satu kegagalan keadilan yang paling menonjol di Australia.
Rasa syukur bebas dari penjara
Di luar gedung pengadilan, Kathleen Folbigg tampak emosional saat mengucapkan terima kasih atas dukungan rekan-rekannya.
Baca juga: Bayar Rp 100 Juta untuk Kerja di Australia, 4 WNA Bangladesh Diamankan di Wilayah Pantai Citepus
Ia juga memuji sistem hukum dan bukti ilmiah baru yang lebih cermat atas hukuman yang dijatuhkan kepadanya.
Kathleen Folbigg merilis pernyataan video dan berterima kasih kepada para pendukungnya karena telah berupaya membebaskannya dari penjara setelah 20 tahun.
"Saya berharap dan berdoa suatu hari nanti saya bisa berdiri di sini dengan nama saya yang sudah dibersihkan," kata Kathleen Folbigg, berdiri di samping pengacara dan rekan-rekannya.
Kematian anak-anak Kathleen Folbigg
Anak pertama Kathleen Folbigg, Caleb meninggal pada 1989, diikuti Patrick pada 1991.
Anak ketiganya, Sarah meninggal pada 1993, dan terakhir Laura pada 1999.
Tiga kematian pertama awalnya dikaitkan dengan Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS), sebuah istilah yang digunakan ketika bayi di bawah usia 1 tahun meninggal tanpa alasan yang jelas.
Laura, berusia 18 bulan saat ia meninggal.
Laura adalah anak Folbigg yang paling lama hidup.
Baca juga: China Dituduh Menjadi Dalang Peretasan yang Dialami Perusahaan Australia
Polisi mulai menyelidiki setelah ahli patologi forensik menandai penyebab kematiannya sebagai belum dapat ditentukan.
Kathleen Folbigg didakwa dan dihukum karena berita utama surat kabar menyatakan dirinya sebagai pembunuh berantai terburuk di Australia.
Tuntut kompensasi
Pengacara Kathleen Folbigg, Rhanee Rego, mengatakan kini tim hukum ibu asal Australia itu menuntut kompensasi.
Diperkirakan uang kompensasinya akan besar.
"Saya belum bersedia menyebutkan angkanya, namun jumlahnya akan lebih besar dibandingkan jumlah pembayaran yang pernah dilakukan sebelumnya," urai Rego.
Yang lebih penting lagi, mereka mendorong seluruh negara bagian Australia untuk membentuk badan independen yang melakukan peninjauan kembali, seperti Komisi Peninjauan Kasus Pidana, untuk mencegah terjadinya miscarriage of justice di masa depan.
Menurut Law Cornell, miscarriage of justice dalam hukum pidana, seringkali digunakan untuk menggambarkan kesalahan yang dilakukan oleh Pengadilan yang mengakibatkan orang yang tidak bersalah dihukum atas kejahatan yang tidak dilakukannya.
"Penderitaan perempuan yang tidak bersalah dapat dan harus diakui dan menjadi dorongan besar untuk memperbaiki sistem hukum kita," kata Rego.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)