Meski Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui situasi yang terjadi "sangat sulit", ia enggan mendengarkan seruan internasional untuk gencatan senjata.
"Kami terus melanjutkannya sampai akhir, hingga meraih kemenangan, hingga Hamas dimusnahkan," kata Netanyahu kepada tentara di Gaza melalui radio, dikutip dari Reuters.
Amerika Serikat (AS) telah berulang kali meminta Israel untuk mengambil tindakan nyata untuk menyelamatkan warga sipil.
Baca juga: Israel Umumkan Kekalahan Terburuknya, Hamas: Semakin Lama Anda di Gaza, Semakin Rugi dan Kecewa
Pada Selasa (12/12/2023), Presiden AS, Joe Biden mengatakan telah memperingatkan Netanyahu bahwa Israel bisa kehilangan dukungan internasional jika terus melanjutkan pengeboman tanpa pandang bulu.
Israel mengaku bahwa pihaknya berusaha untuk menimbulkan kerugian terhadap warga sipil dan menyalahkan tingginya korban jiwa pada Hamas.
Tel Aviv menilai situasi yang makin buruk ini akibat Hamas menyembunyikan pejuang, terowongan, dan senjata di darerah pemukiman.
Korban tewas perang Israel-Hamas
Dilansir Al Jazeera, serangan yang dilancarkan Israel baik di udara mau pun di darat telah menewaskan lebih dari 18.600 warga Palestina.
Kota Gaza dan kota-kota sekitarnya telah hancur berkeping-keping.
Hampir 1,9 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Militer Israel mengatakan 115 tentara tewas dalam serangan darat.
Kematian tentara adalah topik yang emosional di Israel, sebuah negara kecil berpenduduk 9 juta orang di mana dinas militer adalah wajib bagi sebagian besar orang Yahudi.
Baca juga: Video Aksi Tak Pantas Tentara Israel di Gaza Bermunculan, dari Bakar Makanan hingga Obrak-abrik Toko
Meskipun masyarakat Israel tampaknya sangat mendukung perang melawan Hamas, sentimen tersebut dapat berubah jika jumlah korban tewas di kalangan tentara Israel terus meningkat.
Hujan lebat mengguyur Gaza