News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Emir Kuwait Syekh Nawaf Al Ahmad Al Sabah, Meninggal pada Usia 86 Tahun

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putra Mahkota Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Jaber al-Sabah tiba untuk menghadiri konferensi ke-20 Persatuan Antar Parlemen Arab (AIPU) di Kota Kuwait pada 19 Januari 2014

Hal ini menyebabkan Kuwait hanya memiliki sedikit uang untuk membayar gaji sektor publik yang membengkak, meskipun negara tersebut menghasilkan kekayaan yang sangat besar dari cadangan minyaknya.

Pada tahun 2021, Syekh Nawaf mengeluarkan dekrit amnesti yang telah lama ditunggu-tunggu.

Putra Mahkota Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah pergi setelah mengambil sumpah di Majelis Nasional (parlemen) di Kota Kuwait pada 20 Februari 2006 (Yasser Al-Zayyat / AFP)

Baca juga: Filipina Larang ART Kerja di Kuwait, Imbas Kasus Pembunuhan Sadis, Mayat Dibuang di Gurun

Ia mengampuni dan mengurangi hukuman puluhan pembangkang Kuwait demi meredakan kebuntuan besar terhadap pemerintah.

Ia juga mengeluarkan keputusan lain tepat sebelum sakit, dengan tujuan untuk menyelesaikan kebuntuan politik yang juga menyebabkan Kuwait mengadakan tiga pemilihan parlemen terpisah di bawah pemerintahannya.

Kuwait dianggap memiliki parlemen paling bebas di Teluk dan memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat.

Kuwait, negara berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa dan sedikit lebih kecil dibandingkan negara bagian New Jersey di AS, memiliki cadangan minyak terbesar keenam di dunia.

Kuwait telah menjadi sekutu setia AS sejak Perang Teluk tahun 1991 yang mengusir pasukan pendudukan Irak pimpinan Saddam Hussein.

Kuwait menampung sekitar 13.500 tentara Amerika di negaranya, serta markas besar Angkatan Darat AS di Timur Tengah.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini