Dalam pengakuannya, insinyur IDF itu menyebut struktur fisik terowongan sangat kokoh.
Struktur terowongan, di antaranya, terdiri dari lapisan beton dengan banyak persimpangan, fakta lain yang menyatakan upaya membanjiri terowongan akan butuh waktu sangat lama.
“Kami tahu, ini (fisik terowongan) adalah apa yang akan kami lihat , tapi saya tidak menyangka terowongan ini akan begitu kuat, artinya ada banyak beton, tangga, banyak persimpangan di terowongan ini,” kata petugas insinyur IDF dilansir Newsweek.
Saat awal perang, pada Oktober, para pejabat Israel mengatakan kalau tentara IDF dalam keadaan apa pun tidak boleh mencoba memasuki terowongan.
Namun rupanya, pada beberapa kasus, para pemikir perang IDF terpaksa harus masuk terowongan untuk memeriksa, menganalisis, dan menemukan solusi menghancurkan jaringan infrastruktur tersebut.
“Tentu saja, kami biasanya tidak masuk ke dalamnya, tapi kami menjelajahinya, dan kami melihatnya, jadi ini sungguh mengejutkan,” kata dia.
Cermat dan Penuh Perhitungan
Setelah menelaah, insinyur IDF itu menarik lagi penilaian atas terowongan Hamas yang sempat dia sangkat sebagai infrastruktur primitif.
Jauh dari itu, terowongan Hamas adalah infrastruktur canggih yang memang dibangun secara cermat dan penuh perhitungan.
“Saya pikir ini (terowongan) akan menjadi (infrastruktur) sedikit lebih primitif, tapi ini (ternyata) benar-benar canggih,” tambah petugas itu.
Jalur Gaza telah lama dikenal sebagai tuan rumah jaringan bawah tanah yang luas, bahkan sejak masa pendudukan Israel selama hampir empat dekade.
Ketika Hamas mengambil alih wilayah tersebut pada tahun 2007, setelah penarikan pasukan IDF dan perselisihan berdarah dengan faksi Fatah pimpinan Otoritas Nasional Palestina yang berbasis di Tepi Barat di tengah pemilu, jaringan terowongan ini berkembang secara signifikan.
“Itu adalah lifeline (jalur hidup/penyelamat) ,” kata petugas IDF terkait penilaiannya soal peran terowongan bagi Hamas.
Baca juga: Pasang Jebakan di Pintu Terowongan, Brigade Al-Qassam Hancurkan 79 Ranpur Israel dalam 72 Jam
“Ketika Israel menguasai Jalur Gaza, kami melakukan operasi (militer) terhadap para penyelundup (barang-barang) di terowongan ini. Dan itu (barang selundupan) bukan hanya barang-barang militer, juga barang-barang sipil, tetapi sebagian besar adalah barang-barang militer. Dan setelah Israel pergi, barang-barang itu semakin menjadi sumber kehidupan mereka,” kata insinyur tersebut.
Saat ini, kata perwira IDF, terowongan merupakan “aset utama” Hamas dan terus menjadi tantangan bagi upaya Israel untuk memberikan kekalahan telak kepada kelompok tersebut dalam perang paling mematikan yang pernah terjadi dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama 75 tahun.