Dalam beberapa pekan terakhir, Houthi telah melancarkan puluhan serangan rudal dan drone terhadap kapal-kapal yang berlayar melalui Selat Bab al-Mandab, sebuah titik strategis yang menghubungkan Teluk Aden dan Laut Merah.
Sebagai akibat dari serangan yang berulang kali terjadi, pengirim kontainer besar global dalam beberapa hari terakhir mengumumkan bahwa mereka akan menghindari Laut Merah.
Kondisi ini dinilai para pengamat internasional akan menghantam perekonomian Israel, Mesir, dan banyak negara lain, karena biaya logistik akan melonjak tajam.
Gugus Tugas 153
Guna menghadapi Houthi, Pentagon akan mengaktifkan Gugus Tugas 153.
Gugus tugas ini merupakan kekuatan keempat dari jenisnya dalam kerangka "Combined Maritime Force" (CMF), sebuah aliansi pasukan multinasional dari 39 negara yang didirikan pada tahun 2002 di bawah komando Armada Kelima di Bahrain, yang konon untuk memerangi aktivitas kapal, aktor ilegal dan terorisme internasional di laut.
CMF mencakup tiga gugus tugas lainnya (150, 151, dan 152).
Negara-negara yang berpartisipasi antara lain Australia, Belgia, Brasil, Prancis, Jerman, Yunani, India, Irak, Italia, Jepang, Korea Selatan, Norwegia, Kuwait, Portugal, Qatar, Singapura, Spanyol, Thailand, Turki, dan Inggris.
Menurut Defense News, AS “tidak perlu membentuk satuan tugas baru; ada satuan tugas di dalam Gabungan Pasukan Maritim, yaitu KKP 153, yang dapat memberikan permulaan.”
Hal ini karena misi KKP 153 saat ini adalah “fokus pada keamanan maritim internasional dan upaya peningkatan kapasitas di Laut Merah, Bab al-Mandeb, dan Teluk Aden.”