Para diplomat mengatakan, AS ingin memperkuat pernyataan yang menyerukan penghentian segera permusuhan untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, dan untuk langkah-langkah mendesak menuju penghentian permusuhan yang berkelanjutan.
Amerika Serikat dan Israel menentang gencatan senjata karena mereka yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.
Washington malah mendukung jeda dalam pertempuran untuk melindungi warga sipil dan memungkinkan pembebasan sandera yang disandera oleh Hamas.
Baca juga: Warga Afrika Selatan yang Gabung Tentara Israel Bakal Hadapi Tuntutan Hukum Lakukan Kejahatan Perang
Sebagai informasi, serangan Israel di Gaza hanya dalam satu hari telah menewaskan sekitar 100 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya, seperti diberitakan Al Jazeera.
Pemungutan suara Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai rancangan resolusi untuk menghentikan pertempuran telah ditunda dan sekarang diperkirakan akan dilaksanakan pada Rabu (20/12/2023).
Kemudian, Israel menyatakan telah menguasai kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara.
Tentara Israel mengklaim pasukan Hamas di wilayah tersebut telah dibongkar.
Setidaknya 19.667 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas akibat serangan Hamas terhadap Israel mencapai hampir 1.140 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel