Sementara itu, para analis memperkirakan lemahnya permintaan minyak.
“Minyak yang melewati Bab al-Mandab memang penting bagi pasar, tapi itu bukan segalanya,” kata Jim Krane, pakar studi energi di Baker Institute Rice University, kepada MEE.
Baca juga: Kapal Kargo Gelap-gelapan di Laut Merah, Sinyal Pelacakan Dimatikan agar Tidak Terdeteksi Houthi
Kelompok Houthi memiliki sejumlah besar real estat yang berharga.
Para pejabat Houthi pun dengan senang hati mengancam akan menutup selat Bab al Mandab.
Sebagai informasi, Houthi adalah kelompok yang didukung Iran yang merebut ibu kota Yaman, Sanaa pada tahun 2014 dan berperang selama delapan tahun melawan Arab Saudi dan sekutunya.
Meskipun Bab al Mandab merupakan titik sempit yang penting, jalur yang paling mengkhawatirkan pasar dan pembuat kebijakan adalah Selat Hormuz yang memisahkan Iran dari negara-negara Teluk, yang merupakan jalur lalu lintas hingga 30 persen minyak yang dikonsumsi dunia.
Raksasa energi BP mengumumkan minggu ini bahwa mereka akan menghentikan semua pengiriman melalui Laut Merah, dengan alasan “situasi keamanan yang memburuk”.
Perusahaan tanker minyak yang berbasis di Norwegia, Frontline, juga mengatakan pihaknya mengalihkan kapal-kapal yang melakukan perjalanan lebih jauh di sekitar Afrika.
Armen Azizian, analis pasar minyak mentah di Vortexa, mengatakan kepada MEE bahwa kapal tanker di dekat garis pantai Yaman mulai mengirim pesan ke berbagai lokasi untuk menutupi posisi mereka sebagai tindakan pengamanan.
Tarif angkutan kapal tanker yang melakukan perjalanan dari Timur Tengah ke Eropa juga meningkat akibat serangan tersebut.
Tindakan tersebut menggarisbawahi kekhawatiran tentang ancaman Houthi terhadap pemilik dan operator kapal yang membawa pasokan energi, tetapi secara keseluruhan kecil kemungkinan arus akan dialihkan secara signifikan dan terus-menerus, kata Azizian kepada MEE.
Kapal Rusia dan Saudi aman
Baca juga: Spanyol Tolak Gabung Aliansi Bentukan AS Perangi Houthi di Laut Merah: Saudi dan UEA Lebih Dulu
Berdasarkan data MarineTraffic yang dibagikan kepada MEE, pada Selasa (19/12/2023) malam terdapat 12 kapal yang membawa gas alam cair (LNG) di Laut Merah dan 182 kapal membawa muatan cair, termasuk minyak dan gas.
Jumlah tersebut lebih besar dari rata-rata jumlah kapal yang membawa kargo sebelum Houthi melancarkan serangannya.