Badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang menaungi anak-anak, UNICEF menyatakan bahwa Gaza merupakan tempat paling berbahaya di dunia khususnya bagi anak-anak.
Hal itu didasarkan atas kekejaman militer Israel yang mengebom, melukai, dan membunuh ribuan anak-anak yang merupakan warga sipil Gaza.
“Saya sangat marah karena mereka yang berkuasa mengabaikan hal ini karena mimpi buruk kemanusiaan ini menimpa satu juta anak,” ujar James Elder, juru bicara UNICEF dalam sebuah pernyataan setelah dirinya mengunjungi Gaza.
“Saya juga prihatin karena begitu banyak anak yang saya temui tidak bisa berduka atas kematian ibu, ayah, dan keluarganya,” imbuhnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 19.400 warga Palestina telah terbunuh akibat perang yang terjadi antara Israel dengan militan Palestina Hamas sejak 7 Oktober 2023.
Dari jumlah itu, sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Elder juga merasa prihatin saat rumah sakit Al Nasser di Khan Yunis, Gaza selatan terkena serangan sebanyak dua kali dalam 48 jam terakhir.
Rumah sakit tersebut menampung sejumlah besar anak-anak yang terluka parah serta ratusan wanita dan anak-anak yang mencari keselamatan.
"Mereka tidak aman di rumah sakit. Mereka tidak aman di tempat penampungan. Dan tentu saja mereka tidak aman di zona aman,” katanya.
WHO juga melaporkan hanya delapan dari 36 rumah sakit di Gaza yang “hampir tidak berfungsi”.
WHO menggambarkan kondisi di rumah sakit yang masih berfungsi dalam keadaan yang sangat buruk.
“Bahkan orang-orang tidak mampu berjalan di area darurat karena takut menginjak para korban. Dan ketika mereka tidak menginjak orang, mereka menginjak darah,” ungkap Margaret Harris, juru bicara WHO, menggambarkan kondisi di rumah sakit Al Shifa, Gaza.