TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza, Palestina, terus bertambah setiap hari.
Bahkan Badan Kesehatan Dunia PBB ( World Health Organization/WHO) mengungkapkan ada sekitar 300 kematian terjadi setiap hari di Gaza.
Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut Gaza sebagai neraka dunia.
Ia juga mengatakan dari 36 rumah sakit di sana, hanya sembilan yang berfungsi sebagian.
“Saya sampai tak bisa menghitung berapa banyak ketika saya pikir krisis di Gaza tidak bisa lebih menyeramkan lagi. Tetapi itu terjadi lagi,” ujar Ghebreyesus dikutip dari Palestine Chronicle, Jumat (22/12/2023).
WHO menyebutkan sekitar 20.000 orang terbunuh akibat agresi Israel dan kebanyakan anak-anak serta perempuan.
“Dan dengan lebih dari 52.000 orang (dan terus bertambah) menderita luka-luka yang mengancam jiwa dan mengubah hidup, dalam waktu 3 bulan ini adalah hal yang mengerikan dan yang terpenting sebuah parodi kemanusiaan,” keluhnya.
“Sebuah horor tak akhir bagi mereka yang terjebak di apa yang disebut sebagai neraka dunia,” tambahnya.
Ghebreyesus pun menyerukan agar gencatan senjata segera dilakukan, dan ia mencantumkan poin-poin untuk menyimpulkan situasi saat ini.
“Kita saat ini tengah menyaksikan, rata-rata sekitar 300 kematian setiap hari ketika perang berkecamuk, sistem kesehatan yang hancur dengan hanya 9 dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi sebagian, dan taka da satupun yang berfungsi di utara,” ujarnya.
Ia juga menambahkan banyaknya anak-anak yang menjadi yatim piatu setelah orang tuanya di bunuh, serta penyakit, kelaparan dan kekurangan air bersih, dan sanitasi yang menimbulkan risiko lebih lanjut selain bom dan peluru.
“Ruang kemanusiaan yang selalu berhaya dan terbatas untuk menyalurkan pasokan medis yang menyelamatkan jiwa,” katanya.
“Trauma kesehatan mental yang akan menghantui banyak orang selama bertahun-tahun. Pembantaian haarus dihentikan. Kami membutuhkan gencatan senjata sekarang,” sambungnya.
Berbahaya Bagi Anak-anak