TRIBUNNEWS.COM -- Pertempuran sengit terjadi di wilayah Feodosia, Krimea, wilayah yang saat ini dikuasai oleh Rusia pada Senin (25/12/2023) malam.
Dua unit jet tempur Su-24 Ukraina menyerang ke pangkalan angkatan laut milik Rusia saat Natal malam hari.
Sebuah kapal pendarat Novocherkassk milik Rusia menjadi korban serangan tersebut. Sebuah rudal mengenai kapal hingga mengalami kerusakan berat.
Baca juga: 5 Senjata Hebat Rusia yang Buat NATO Ketar-ketir Tahun Ini, Patahkan Mitos Superioritas Barat
Tak mau dipermalukan, pihak Rusia juga melancarkan serangan balasan. Dua jet tempur tersebut diburu dengan rudal anti pesawat milik Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi pada Selasa (26/12/2023) pagi. Dua jet tersebut berhasil dijatuhkan di dekat Kota Nikolaev.
Kepala federal Rusia, Sergey Aksyonov mengakui adanya serangan AU Ukraina di pangkalan AL wilayah Krimea tersebut.
"Gelombang ledakan dari ledakan di fasilitas militer juga merusak jendela-jendela di gedung-gedung di dekatnya, namun infrastruktur sipil tetap utuh," kata Aksyonov dikutip dari Russia Today.
Ia mengatakan satu orang tewas dan dua lainnya terluka.
Kapal Kedua Setelah Moskva
Sementara Jenderal Ukraina Nikolay Oleshchuk, yang memimpin Angkatan Udara negara itu, mengklaim bahwa Novocherkassk “mengikuti” Moskva, bekas kapal andalan Armada Laut Hitam Rusia yang tenggelam setelah laporan serangan Ukraina tahun lalu.
Dia berterima kasih kepada pilot militer Ukraina yang terlibat dalam operasi malam itu, namun tidak mengkonfirmasi adanya kerugian di pihak Kiev.
April 2022 lalu, kapal perang Rusia Moskva, kapal utama armada Laut Hitam Rusia yang merupakan kapal penjelajah berpeluru kendali, tenggelam setelah rusak berat dihantam rudal Ukraina.
Baca juga: Ukraina Klaim Rudal Patriotnya Hancurkan Tiga Jet Tempur SU-34 Rusia di Kherson
Saat itu Rusia mengakui adanya kebakaran di atas Moskva, tetapi bungkam soal serangan Ukraina.
Mengenai tenggelamnya kapal Moskva, AS dengan intelijennya rupanya berperan dalam tenggelamnya kapal penjelajah rudal Laut Hitam andalan Rusia tersebut.
Disebutkan oleh BBC, seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan Ukraina sempat bertanya kepada AS tentang sebuah kapal yang berlayar ke selatan Odessa, yang menurut Washington adalah Moskva dan membantu mengkonfirmasi lokasinya.
Yakin itu kapal Rusia, Ukraina langsung menyerangnya dengan dua rudal.
Para pejabat mengatakan mereka tidak tahu bahwa Ukraina akan menargetkan Moskva setelah mereka membantu menentukan lokasi kapal itu.
Kapal penjelajah bersenjatakan rudal itu telah memimpin serangan angkatan laut Rusia di Ukraina.
Tenggelamnya kapal itu pada bulan April dianggap menjadi pukulan simbolis dan militer yang besar bagi Rusia.
Pada saat itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan amunisi di atas kapal Moskva meledak dalam kebakaran yang tidak dapat dijelaskan.
Kirby mengatakan Ukraina menggabungkan informasi yang diberikan AS dan lainnya dengan intelijen medan perang mereka sendiri.
"Kemudian mereka membuat keputusan mereka sendiri, dan mereka mengambil tindakan mereka sendiri," katanya.
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih (NSC) juga membantah AS membantu Ukraina menargetkan perwira senior Rusia.
"Kami tidak memberikan intelijen dengan maksud untuk membunuh jenderal Rusia," kata juru bicara NSC Adrienne Watson. (Russia Today/BBC)